Penelitian Tindakan Kelas IPA
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Ilmu Pengetahuan
Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis
sehingga Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) bukan hanya penguasaan pengetahuan yang
berupa fakta – fakta,konsep – konsep, atau prinsip – prinsip saja tetapi juga
merupakan proses penemuan .Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) diharapkan
dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam
sekitar serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya dalam
kehidupan sehari – hari. (Kurikulum, 2006 : 484).
Memperhatikan tujuan dan esensi pendidikan
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) sebaiknya pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
mampu mempersiapkan,membina, dan membentuk kemampuan peserta didik yang
menguasai pengetahuan,sikap,nilai, dan kecakapan dasar yang dibutuhkan bagi
kehidupan di masyarakat.Kualitas dan keberhasilan pembelajaran sangat
dipengaruhi oleh kemampuan dan ketepatan guru dalam memilih serta menggunakan
model dan metode pembelajaran karena model dan metode pembelajaran yang
digunakan berpengaruh terhadap kualitas proses belajar mengajar yang dilakukan.
Dalam upaya meningkatkan hasil pembelajaran
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang maksimal,para praktisi pendidikan IPA telah
banyak memperkenalkan dan menerapkan berbagai metode dan pendekatan mengajar.
1
|
Rendahnya hasil belajar anak didik,salah
satu penyebabnya adalah lemahnya strategi pembelajaran yang diterapkan oleh
guru sebagai pengajar.kelemahan itu ditandai oleh kurangnya media yang
menyertai proses belajar mengajar,sehingga berdampak pada pengelolaan kelas
yang belum optimal.di samping itu,anak didik dalam kegiatan belajar mengajar
masih ditemukan berbagai kelemahan antara lain ; kurangnya keaktifan dalam
pembelajaran,kurangnya kemandirian dalam mengemukakan pendapat,kurang bekerjasama,kurangnya
menghargai pendapat orang lain,kurang mengontrol diri,kurang sportif, dan
kurangnyamemotivasi teman belajar sehingga iklim kelas yang terciptapun menjadi
kurang kondusif.Sebagai salah satu solusi untuk mengatasi masalah tersebut guru
dapat melakukan pendekatan dengan menerapkan model yang inovatif.
Salah satu pendekatan yang dapat digunakan
adalah Model cooperative learning tipe TeamsGames
Tournament (TGT).Teori ini dalam penerapannya akan memberikan perubahan
mendasar pada kondisi pembelajaran yang banyak dilaksanakan dewasa ini.
Dari
paparan di atas dapat disimpulkan bahwa keaktifan dalam
pembelajaran,kemandirian dalam mengemukakan pendapat,bekerjasama,menghargai
orang lain,mengontrol diri,sportif,memotivasi teman belajar,dan hasil belajar
khususnya dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam akan dapat ditingkatkan
melalui pembelajaran kooperatif tipe Teams
Games Tournament (TGT).
Berdasarkan
uraian latar belakang masalah di atas,maka penulis tertarik untuk mengadakan
penelitian tindakan kelas dengan judul
“
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES
TOURNAMENT (TGT) PADA SISWA KELAS V SD INPRES PANNUJUANG KECAMATAN BAJENG BARAT
KABUPATEN GOWA “
B.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan
diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini : “ Apakah dengan menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe Teams
Games Tournament (TGT) dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas V
SD Inpres Pannujuang? “
C.Cara Pemecahan
Masalah
Agar sasaran penelitian ini dapat tercapai, maka
dalam menjawab masalah yang telah dikemukakan di atas dilakukan proses tindakan
dalam pembelajaran IPA dengan menggunakan salah satu model pembelajaran yaituTeams Games Tournament (TGT)
D.Tujuan
Penelitian
Berdasarkan permasalahan di atas, maka tujuan yang
ingin dicapai melalui penelitian ini adalah “ meningkatkan hasil belajar IPA melalui
model pembelajaran Teams Games Tournament
(TGT) pada siswa kelas V SD Inpres Pannujuang.”
E.Manfaat Penilitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian
ini adalah sebagai berikut:
1) Manfaat
teoritis
Menjadi bahan informasi tentang penggunaan model
pembelajaran Teams Games Tournament (TGT)
dalam proses pembelajaran IPA dan dalam pengembangan khasanah ilmu pengetahuan.
Sehingga model pembelajaran ini mendapat perhatian yang serius di
sekolah-sekolah.
2) Manfaat
praktis
a.Bagi
sekolah
Memberikan
sumbangan yang berharga dalam rangka perbaikan mutu pembelajaran dan dapat
menjadi acuan dan diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar IPA
b.Bagi
guru
Guru dapat memperbaiki dan meningkatkan sistem
pembelajaran di kelas sehingga permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh
siswa maupun guru dapat diminimalkan.
c.Bagi
peneliti
Memberikan masukan kepada para peneliti lain yang
berminat meneliti lebih variabel yang diselidiki pada penelitian ini baik untuk
bidang IPA di masa yang akandatang.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.Model
Kooperatif
1.PengertianPembelajaran
Kooperatif
Pembelajaran
kooperatif merupakan pembelajaran yang mengacu pada metode pengajaran,dimana
siswa belajar bersama dalam kelompok kecil yang saling membantu dalam belajar
untuk mencapai tujuan bersama.
Jadi,
belajar kooperatif adalah pemanfaatan kelompok kecil dalam pengajaran yang
memungkinkan anak didik bekerja bersama untuk memaksimalkan belajar mereka dan
belajar anggota lainnya dalam kelompok tersebut ( Hamid Hasan, 1996; Solihatin,
2007).sehubungan dengan pengertian tersebut ,Slavin ( Fatmawati,2004: 6) bahwa
kooperatif adalah suatu model pembelajaran ,dimana siswa belajar dan bekerja
dalam suatu kelompok – kelompok kecil yang anggotanya terdiri dari 4 – 6 orang
dengan struktur kelompoknya yang bersifat heterogen.heterogenitas anggota
kelompok ditinjau dari jenis kelamin,prestasi akademik,maupun status sosial.
Pada
dasarnya pembelajaran kooperatif mengandung pengertian sebagai suatu sikap atau
perilaku bersama dalam bekerja atau membantu diantara sesama dalam struktur
kerjasama yang teratur dalam kelompok,dimana keberhasilan kerja sangat
dipengaruhi oleh keterlibatan dari setiap anggota kelompok itu sendiri.
6
|
Model
belajar koopertif mendorong peningkatan kemampuan anak didik dalam memecahkan
berbagai permasalahan yang ditemui selama pembelajaran karena anak didik dapat
bekerja bersama dengan anak didik lainnya dalam
menemukan dan merumuskan alternatif pemecahan terhadap masalah materi
pelajaran yang dihadapi.
Suasana
dalam belajar dan rasa kebersamaan yang tumbuh dan berkembang diantara sesama
anggota kelompok memungkinkan anak didik untuk mengerti dan memahami materi
pelajaran dengan lebih baik.proses pengembangan kepribadian yang demikian juga
membantu mereka yang kurang berminat menjadi lebih bergairah dalam belajar (
Hamid Hasan,1996; Kosasih, 1992 )
Dari
beberapa pendapat diatas, penulis dapat mnyimpulkan bahwa kooperatif ialah
suatu model pembelajaran yang mengutamakan kerja sama baik antara individu
maupun antar kelompok dalam rangka menciptakan iklim belajar yang mengutamakan
interaksi saling percaya, terbuka, dan rileks sehingga memungkinkan individu
atau kolompok lainnya meningkatkan motivasi,dan produktivitas serta
mengembangkan pengetahuan , sikap, nilai, moral, dan keterampilan yang menjadi
tujuan bersama dalam pembelajaran.
2.Konsep
Dasar Pembelajaran Kooperarif
Dalam pembelajaran kooperatif ada beberapa
unsur – unsur dasar yang penting yaitu :
1. Kepemimpinan
bersama
2. Saling
ketergantungan positif
3. Keanggotaan
heterogen
4. Tanggung
jawab terhadap hasil belajar seluruh anggota kelompok
5. Menekankan
pada tugas dan hubungan kooperatif
6. Ditinjau
oleh guru
7. Satu
hasil kelompok
8. Evaluasi
kelompok
3.ManfaatPembelajaran
Kooperatif
Pembelajaran
kooperatif memanfaatkan kecenderungan siswa untuk berinteraksi. Sejumlah
penelitian menunjukkan bahwa dalam setting kelas, siswa lebih banyak belajar
dari satu teman ke teman yang lain diantara sesame siswa daripada belajar dari
guru.penelitian juga menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif memiliki dampak
yang sangat positif terhadap siswa yang rendah hasil belajarnya.manfaat
pembelajaran kooperatif untuk siswa dengan hasil belajar rendah diantaranya
dapat meningkatkan motivasi, serta meningkatkan hasil belajar.
Menurut
Khaeruddin ( Slavin, 2000 ) beberapa keuntungan dalam pembelajaran kooperatif
adalah sebagai berikut :
1. Siswa
bekerjasama dalam mencapai tujuan dengan menjunjung tinggi norma – norma
kolompok.
2. Siswa
aktif membantu dan mendorong semangat untuk sama – sama berhasil.
3. Aktif
peran sebagai tutor supaya untuk lebih meningkatkan keberhasilan kelompok
4. Interaksi
antar siswa seiring dengan peningkatan kemampuan mereka dalam berpendapat.
4.Langkah – Langkah Pembelajaran Kooperatif
Langkah
– langkah dalam penggunaan model kooperatif secara umum yaitu :
Ø Menyampaikan
tujuan dan memotivasi siswa
Ø Menyajikan
informasi
Ø Mengorganisasikan
siswa kedalam kelompok kooperatif
Ø Membimbing
kelompok bekerja dan belajar
Ø Evaluasi
Ø Memberikan
penghargaan
B.Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT ( Teams Games
Tournament )
1.Pengertian TGT ( Teams Games Tournament )
TGT adalah singkatan dari Teams, Games, Tournament.yang merupakan
salah satu tipe atau model pembelajaran kooperatif yang mudah
diterapkan,melibatkan seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status.tipe ini
melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya,mengandung unsur permainan yang
bisa menggairahkan semangat belajar.aktivitas belajar dengan permainan yang
dirancang dalam pembelajaran kooperatif tipe TGT memungkinkan siswa dapat
belajar lebih rileks disamping menumbuhkan rasa tanggung jawab, kejujuran,
kerjasama,persaingan sehat dan keterlibatan belajar.dimana dalam pembelajaran
ini guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok yang heterogen dengan anggota
4 – 6 orang.dalam menerapkan pembelajaran kooperatif tipe TGT,guru memainkan
peranan yang sangat penting.materi dan pengajarannya harus disusun sedemikian
rupa sehingga setiap siswa dapat bekerja untuk memberikan sumbangan pemikiran
pada kelompoknya.
2.Komponen
– Komponen TGT ( Teams Games Tournament )
Seperti yang
telah dijelaskan model pembelajaran kooperatif tipe TGT terdiri dari ( Teams, Games, Tournament ).yang
merupakan satu kesatuan yang diperlukan untuk mencapai tujuan dalam kegiatan
pembelajaran.Deskripsi singkat dari komponen – komponen yang dapat dilakukan
untuk meningkatkan proses pembelajaran adalah sebagai berikut :
a.Penyajian
kelas
Pada awal
pembelajaran guru menyampaikan materi dalam penyajian kelas, biasanya dilakukan
dengan pengajaran langsung atau dengan ceramah, diskusi yang dipimpin oleh
guru.pada saat penyajian kelas ini, siswa harus benar – benar memperhatikan dan
memahami materi yang diberikan guru, karena akan membantu siswa bekerja lebih
baik pada saat kerja kelompok dan pada saat game karena skor game akan
menentukan skor kelompok.
b.Kelompok ( teams
)
Kelompok
biasanya terdiri atas empat sampai enam orang siswa.fungsi kelompok adalah
untuk lebih mendalami materi bersama teman kelompoknya dan lebih khusus untuk
mempersiapkan anggota kelompok agar bekerja dengan baik dan optimal pada saat
game.
c.Permainan (
games )
Games berasal
dari bahasa inggris yang berarti permainan.games terdiri dari pertanyaan –
pertanyaan yang dirancang untuk menguji pengetahuan yang didapat siswa dari
penyajian kelas dan belajar kelompok.kebanyakan games terdiri dari pertanyaan –
pertanyaan sederhana bernomor.siswa memilih kartu bernomor dan mencoba menjawab
pertanyaan yang sesuai dengan nomor itu.siswa yang menjawab benar pertanyaan
itu akan mendapatkan skor.
d.Turnament
Untuk memulai
turnamen masing – masing peserta mengambil nomor undian.siswa yang mendapatkan
nomor terbesar sebagai reader 1,terbesar kedua sebagai chalennger 1,terbesar
ketiga sebagai chalennger 2, terbesar keempat sebagai chalennger 3.dan kalau
jumlah peserta dalam kelompok itu lima orang maka yang mendapatkan nomor terendah
sebagai reader 2.reader 1 tugasnya membaca soal dan menjawab soal pada
kesempatan yang pertama.chalenger 1 tugasnya menjawab soal yang dibacakan oleh
reader 1 apabila menurut challenger 1 jawaban reader 1 salah.chalenger 2
tugasnya adalah menjawab soal yang dibacakan oleh reader 1 tadi apabila jawaban
reader 1 dan challenger 1 menurut chalenger 2 salah.chalenger 3 tugasnya adalah
menjawab soal yang dibacakan oleh reader 1 apabila jawaban reader1,chalenger
1,chalenger 2 menurut chalenger 3 salah. Reader 2 tugasnya adalah membacakan
kunci jawaban.permainan dilanjutkan pada soal nomor dua.posisi peserta berubah
searah jarum jam.yang tadi menjadi chalenger 1 sekarang menjadi
reader1,chalenger 2 menjadi chalenger 1,chalenger3 menjadi chalenger 2,reader
2,menjadi chalenger 3 dan reader 1 menjadi reader2.hal itu terus dilakukan
sebanyak jumlah soal yang disediakan guru.
e.Penghargaan
kelompok
Guru kemudian
mengumumkan kelompok yang menang,masing – masing team akan mendapat sertifikat
atau hadiah apabila rata – rata skor memenuhi criteria yang dibutuhkan.
C.Tinjauan
Hasil Belajar
1.
Pengertian
Belajar
Belajar
adalah proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang.
Perubahan tersebut merupakan hasil dari proses belajar dan ditunjukkan dalam
berbagai bentuk seperti terjadinya perubahan pengetahuan , pemahaman, perubahan
tingkah laku, keterampilan, kebiasaan serta perubahan sudut pandang pada diri
individu yang sedang belajar, sehingga untuk menangkap isi dan pesan belajar
tersebut setiap individu harus mampu menggunakan potensinya pada ranah-ranah:
(1) kognitif yaitu kemampuan yang berkenaan dengan pengetahuan, penalaran atau
pikiran yang terdiri dari kategori pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis,
sintesis dan evaluasi; (2) afektif yaitu kemampuan yang mengutamakan perasaan,
emosi, dan reaksi-reaksi yang berbeda dengan penalaran yang terdiri dari
kategori penerimaan, partisifasi,
penilaian sikap dan pembentukan pola hidup; (3) psikomotorik yaitu kemampuan
yang mengutamakan keterampilan jasmani terdiri dari persepsi, kesiapan, gerakan
terbimbing, gerakan biasa, gerakan kompleks, penyesuaian pola gerakan dan
kreatifitas.
Adapun
beberapa pandangan tentang pengertian belajar banyak dikemukakan oleh beberapa
ahli sebagai berikut:
a. Menurut
Henry E. Garret
“Belajar
adalah proses yang berlangsung dalam jangka waktu lama melalui latihan maupun
pengalaman yang membawa kepada perubahan diri dan perubahan cara mereaksi
terhadap suatu rangsangan tertentu.”
b. Menurut
Morgan ( 1978)
“
Belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang
terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman.’
c. Menurut
B.F. Skinner ( 1958 )
“
Belajar adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang
berlangsung secara progresif.”
Berdasarkan
pendapat para ahli di atas, maka secara sederhana disimpulkan bahwa belajar
merupakan suatu proses perubahan yang terjadi pada diri individu sebagai suatu hasil dari latihan dan
pengalaman. Perubahan yang dimaksud berupa perubahan pengetahuan, tingkah laku,
pemahaman, keterampilan dan kebiasaan serta aspek-aspek lainnya yang terjadi
pada diri individu yang sedang belajar.
2.Hasil Belajar IPA
Setiap
kegiatan yang berlangsung pada akhirnya kita ingin mengetahui hasilnya.Demikian
pula dalam pembelajaran.Untuk mengetahui hasil kegiatan pembelajaran harus
dilakukan pengukuran dan penilaian.
Menurut
Mujiono ( Halijah, 2008:10 ) “hasil dan bukti belajar ialah adanya perubahan
tingkah laku orang yang belajar”. Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan oleh
haling ( Halijah, 2008:10 ) yang mengemukakan bahwa “hasil dan bukti belajar
ialah adanya perubahan tingkah laku orang yang belajar yang terjadi karena
proses kematangan dan hasil belajar bersifat relatif menetap misalnya dari
tidak tahu menjadi tahu dan dari tidak mengerti menjadi mengerti.”
Jadi
hasil atau bukti seseorang telah melalui proses belajar dapat dilihat dari
adanya perubahan seperti perubahan tingkah laku. Hal ini terjadi karena adanya
proses kematangan berfikir.
Hasil
belajar adalah istilah yang digunakan untuk menunjukkan tingkat keberhasilan
yang dicapai oleh seseorang setelah melakukan suatu usaha tertentu.
Menurut
soedijarto ( Nurdaliah, 2008:8 )
mengemukakan hasil belajar adalah tingkat penguasaan yang dicapai oleh pelajar
dalam mengikuti program belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan yang
diterapkan. Hasil belajar dalam hal ini meliputi kognitif, efektif, dan
kecakapan belajar seorang pelajar. .
Hasil
belajar yang dicapai oleh seseorang dapat dijadikan sebagai indikator tentang
kemampuan, kesanggupan, penguasaan, seseorang tentang pengetahuan, keterampilan
dan sikap atau nilai yang dimiliki oleh orang itu dalam suatu kegiatan belajar.
Hasil
belajar siswa dapat diukur dengan menggunakan alat evaluasi yang disebut tes hasil belajar.
Hasil
belajar IPA adalah tingkat keberhasilan atau penguasaan siswa terhadap bidang
studi IPA setelah menempuh proses belajar mengajar yang terlihat pada nilai
yang diperoleh dari hasil tes hasil belajar.
D.Hipotesis
Tindakan
Penelitian ini direncanakan terbagi dalam 2 siklus,
setiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan
refleksi. Melalui siklus tersebut dapat diamati peningkatan hasil belajar
siswa, dengan demikian hipotesis tindakan dari penelitian ini adalah “ dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament ( TGT )dapat meningkatkan hasil belajar IPA
siswa kelas V SD Inpres Pannujuang.”
16
|
METODELOGI PENELITIAN
A.Jenis
Penelitian
Penelitian
ini merupakan jenis penelitian tindakan kelas ( Classroom Action Research ) yang direncanakan sebanyak dua siklus dengan tahapan-tahapan
pelaksanaan meliputi : Perencana tindakan, Pelaksanaan tindakan, Observasi dan
Refleksi.
B.Lokasi
dan Subyek Penelitian
Penelitian
ini akan dilaksanakan di kelas V SD Inpres Pannujuang,semester 1 Tahun
pelajaran 2009/2010. Subyek penelitian sebanyak
C.Faktor
yang diselidiki
Untuk
menemukan jawaban atas permasalahan yang telah dirumuskan terdahulu, maka
faktor yang akan diamati melalui penelitian ini adalah :
1. Faktor
Proses yaitu untuk melihat terjadinya interaksi antara guru dengan guru serta
siswa dan siswa.
2.
Faktor Hasil yaitu
untuk melihat hasil belajar siswa setelah diterapkan model pembelajaran Teams Games Tournament ( TGT )
D.Rencana
Tindakan
Penelitian
tindakan kelas ini direncanakan pelaksanaannya dengan 2 siklus.yaitu siklus I
dan siklus II yang merupakan rangkaian kegiatan yang saling berkaitan.
Pelaksanaan siklus II merupakan kelanjutan dan perbaikan dari siklus I.
Adapun
prosedur penelitian tindakan kelas ini yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaan
tindakan, observasi dan refleksi. Secara rinci pelaksanaan penelitian untuk 2
siklus ini adalah sebagai berikut :
SIKLUS I
1.Perencanaan
Tindakan
Menelaah Kurikulum
Menyusun rencana
pengajaran dengan model pembelajaran Teams
Games Tournament ( TGT )
Menyiapkan alat
bantu/media yang digunakan dalam proses pembelajaran
Membuat dan merancang
tes hasil belajar yang akan diberikan setiap akhir siklus.
2.Pelaksanaan
Tindakan
Mengidentifikasi
kesiapan siswa untuk mengikuti mata pelajaran dan memberi materi pelajaran yang
disajikan.
Membahas materi
pelajaran dengan model pembelajaran Teams Games Tournament ( TGT ) sesuai
dengan rencana yang telah dirancang.
Penyajian materi
pelajaran dimulai dari yang sederhana, diusahakan setiap langkah dapat mengarah
kepada siswa pada inti permasalahan berdasarkan model pembelajaran Teams Games
Tournament ( TGT )
Memberikan umpan balik
posotif terhadap jawaban dan tanggapan siswa dan menekankankonsep dari materi
yang diajarkan.
Melakukan penugasan
pada siswa sesuai dengan bahan yang telah dikembangkan baik secara individu
atau berkelompok.
Dengan memberikan
motivasi dan menciptakan interaksi yang harmonis antara guru dan siswa, siswa
diarahkan untuk menyelesaikan masalah atau soal yang diberikan.
Mencatat semua kejadian
yang dianggap penting selama kegiatan proses belajar mengajar berlangsung dalam
lembar observasi.
1. Tahap
Observasi
Pada
tahap observasi ini dilaksanakan proses observasi terhadap pelaksanaan tindakan
yang menggunakan lembar observasi yang telah dibuat serta melaksanakan
evaluasi.
Selama proses
pembelajaran diadakan pengamatan tentang
a. Siswa
yang mengikuti pelajaran.
b. Siswa
yang memperhatikan pelajaran.
c. Siswa
yang mengajukan pertanyaan tentang materi pelajaran yang belum dimengerti.
d. Siswa
yang melakukan aktifitas negatif pada saat proses pembelajaran.
e. Siswa yang aktif dalam
mengerjakan soal pada saat pembahasan tugas.
f. Siswa
yang dapat menjawab pertanyaan dengan benar
g. Siswa yang kurang
percaya diri dalam mengerjakan soal.
h. Siswa
yang masih perlu bimbingan mengenai materi pelajaran
2. Refleksi
Hasil
yang diperoleh dalam tahap observasi selanjutnya dianalisis sehingga menjadi
refleksi atas pelaksanaan tindakan yang dilakukan.
Dari
hasil observasi peneliti dapat merefleksikan diri dengan melihat data observasi
tersebut.selanjutnya didiskusikan dengan guru mata pelajaran maupun dengan
siswa yang pada akhirnya dibuat rencana kerja penelitian untuk siklus
berikutnya.Rencana kerja yang dilaksanakan pada siklus berikutnya diharapkan
merupakan perbaikan dari siklus sebelumnya.
SIKLUS II
Langkah-langkah
yang dilakukan dalam siklus II ini relatif sama dengan perencanaan data siklus
I dengan mengadakan beberapa perbaikan atau penambahan sesuai dengan kenyataan
yang disesuaikan dengan hasil refleksi dari siklus I.
.1.Perencanaan
Tindakan
Menelaah Kurikulum
Menyusun rencana
pengajaran dengan model pembelajaran Teams
Games Tournament ( TGT )
Menyiapkan alat
bantu/media yang digunakan dalam proses pembelajaran
Membuat dan merancang
tes hasil belajar yang akan diberikan setiap akhir siklus.
2.Pelaksanaan
Tindakan
Mengidentifikasi
kesiapan siswa untuk mengikuti mata pelajaran dan memberi materi pelajaran yang
disajikan.
Membahas materi
pelajaran dengan model pembelajaran Teams Games Tournament ( TGT ) sesuai
dengan rencana yang telah dirancang.
Penyajian materi
pelajaran dimulai dari yang sederhana, diusahakan setiap langkah dapat mengarah
kepada siswa pada inti permasalahan berdasarkan model pembelajaran Teams Games
Tournament ( TGT )
Memberikan umpan balik
posotif terhadap jawaban dan tanggapan siswa dan menekankankonsep dari materi
yang diajarkan.
Melakukan penugasan
pada siswa sesuai dengan bahan yang telah dikembangkan baik secara individu
atau berkelompok.
Dengan memberikan
motivasi dan menciptakan interaksi yang harmonis antara guru dan siswa, siswa
diarahkan untuk menyelesaikan masalah atau soal yang diberikan.
Mencatat semua kejadian
yang dianggap penting selama kegiatan proses belajar mengajar berlangsung dalam
lembar observasi.
3. Tahap
Observasi
Pada
tahap observasi ini dilaksanakan proses observasi terhadap pelaksanaan tindakan
yang menggunakan lembar observasi yang telah dibuat serta melaksanakan
evaluasi.
Selama proses
pembelajaran diadakan pengamatan tentang
i.
Siswa yang mengikuti
pelajaran.
j.
Siswa yang
memperhatikan pelajaran.
k. Partisipasi
siswa yang mengajukan pertanyaan tentang materi pelajaran yang belum
dimengerti.
l.
Siswa yang melakukan
aktifitas negatif pada saat proses pembelajaran.
m. Siswa yang aktif dalam
mengerjakan soal pada saat pembahasan tugas.
n. Partisipasi
siswa dalam menjawab pertanyaan
o. Siswa yang kurang
percaya diri dalam mengerjakan soal.
p. Siswa
yang masih perlu bimbingan mengenai materi pelajaran
q. Partisipasi
siswa dalam bekerja kelompok
r.
Interksi siswa dengan
siswa,siswa dengan guru
4. Refleksi
Hasil
yang diperoleh dalam tahap observasi selanjutnya dianalisis sehingga menjadi
refleksi atas pelaksanaan tindakan yang dilakukan.
Dari
hasil observasi peneliti dapat merefleksikan diri dengan melihat data observasi
tersebut.selanjutnya didiskusikan dengan guru mata pelajaran maupun dengan
siswa yang pada akhirnya mengulas dan menjelaskan perbedaan rencana dan
pelaksanaan tindakan yang telah dilakukan serta melakukan
interpretasi,pelaksanaan sebagai masukan pada hasil yang diperoleh.
E.Tehnik
Pengumpulan Data
1. Sumber
Data
Sumber data
dalam penelitian ini adalah siswa
2. Data
Data diperoleh
dari :
a. Sikap
adalah reaksi seseorang terhadap stimulus yang datang kepada dirinya.
b. Hasil
belajar adalah suatu ukuran berhasil tidaknya seorang siswa dalam proses
belajar mengajar.
3. Instrumen
Diperoleh dengan
menggunakan
a. Pedoman
observasi
b. Tes
hasil belajar siswa
4. Cara
pengambilan data
a. Data
dikumpulkan dengan cara melakukan pengamatan pada saat kegiatan berlangsung
dengan menggunakan lembar observasi.
b. Data
mengenai hasil belajar siswa terhadap materi pelajaran dikumpulkan dengan cara
memberi tes kepada siswa setiap akhir siklus.
F.Teknik Analisis Data
Adapun
teknik analisis data yang digunakan yaitu analisis kualitatif dan kuantitatif.Dalam
penelitian ini kriteria yang digunakan untuk menentukan tingkat pemahaman siswa
pada mata pelajaran IPA ,berdasarkan kategori standar yang dibuat oleh
Arikunto, S ( 2003:46 ) adalah :
NO
|
NILAI
|
KATEGORI
|
1
|
80
– 100
|
Baik
sekali
|
2
|
66
– 79
|
Baik
|
3
|
56
– 65
|
Sedang
|
4
|
40
– 55
|
Rendah
|
5
|
0
-39
|
Sangat
rendah
|
G.Indikator
Keberhasilan
a. Peningkatan
pemahaman matematika siswa disamping ditandai dengan meningkatnya hasil belajar
juga ditandai dengan tingkat ketuntasan individu dengan skor minimal 60% dan
tuntas klasikal apabila 85% dari jumlah siswa yang tuntas belajar.
b. Selain
itu juga termasuk indikator pemahaman siswa atau meningkatnya keaktifan siswa
dalam proses belajar mengajar yang dapat dilihat pada lembar observasi.
DAFTAR
PUSTAKA
Abdul Haling,
dkk. 2007. Belajar dan Pembelajaran. Makassar : Universitas Negeri Makassar.
Arikunto,
Suharsimi, dkk. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara.
Hamzah B. Uno.
2009. Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan
Efektif. Jakarta : Bumi Aksara.
Azis Wahab, H.
Abdul. 2009. Metode dan Model-model Mengajar Ilmu Pengetahuan Sosial. Bandung :
Alfabeta.
_____ . 2005.
Paket Pelatihan Awal untuk Sekolah dan Masyarakat ( Menciptakan Masyarakat
Peduli Pendidikan Anak Program Manajemen Berbasis Sekolah). Jakarta :
DEPDIKNAS.
_____ . 2005.
Paket Pelatihan Lanjutan untuk Sekolah dan Masyarakat (Menciptakan Masyarakat
Peduli Pendidikan Anak Program Manajemen Berbasis Sekolah).Jakarta : DEPDIKNAS.
______. 2007.
Peran Serta Masyarakat (Menciptakan Masyarakat Peduli Pendidikan Anak Program
Manajemen Berbasis Sekolah. Jakarta : DEPDIKNAS.
Mulyasa. 1992.
Menjadi Guru Professional. Bandung : Remaja Rosdakarya.
Sahabuddin.
1999. Mengajar dan Belajar. Ujung Pandang : Badan Penerbit Universitas Negeri
Makassar.
Sudjana, Nana.
1995. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT. Sinar Baru Algesindo.
Syah, Muhibbin.
2003. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru.Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya.
Abdul
Halim Fathani, 2008. “matematika hakikat
dan logika”, Jogjakarta: Ar-ruzz Media.
Halijah,
2008. “Peningkatan mutu proses dan hasil
belajar melalui penerapan model pembelajaran berbasis masalah pada siswa kelas
SMP Negeri 2 Makassar”,
Skripsi: FMIPA UNM.
Hikmayanti
Indra Purnama, 2008. “Penerapan model
pembelajaran model Aptitude treatment Interaction (ATI) untuk meningkatkan
hasil belajar matematika siswa kelas XI IPA 1 SMA Negeri 2 Bulukumba”.
Skripsi: FKIP Unismuh.
Kunandar,
2008.“ Langkah mudah Penelitian Tindakan
Kelas sebagai pengembangan profesi guru”.Jakarta : Rajawali Pers.
Kusuma
Habi, 2003. “ eksperimen penggunaan
lembar kerja siswa dalam proses belajar mengajar pada pokok bahasan pecahan
siswa kelas 1 SLTP Negeri 4 Takalar”. Skripsi : FKIP Unismuh.
Muhammad
Arif Tiro, 1999 .“Dasar-dasar Statistika”,
Makassar : BP UNM.
Sartono
Wirodikromo, 2007. “Matematika SMA 1
Untuk kelas X”, Jakarta : Erlangga.
Saiful
sagala, 2003.”Konsep dan makna
pembelajaran”, Bandung : Alfabeta.
Suherman,
Erman dkk, 2001. ”Strategi pembelajaran
matematika kontemporer”, Bandung: JICA UPI.
Sugiarto
Pudjohartono, 2003. “Media Pembelajaran (
teori-teori perkembangan kognitif dan proses pembelajaran yang relevan untuk
pembelajaran matematika)”, Jakarta : Depdiknas.
Komentar
Posting Komentar