BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalahnya
Pendikan
sangat penting dalam kehidupan dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan
karena dengan pendidikan dapat
menjadikan manusia berpengetahuan, bermoral dan bermartabat. Tanpa
pendidikan,manusia akan terbelakang dan sulit berkembang. Orang lain akan mudah
memperdaya seseorang karena tidak memiliki pengetatuan.Segala sesuatu yang
dilakukan akan bernilai baik jika sebelumnya mendapat pendidikan. Pendidkan
sifatnya mutlak dalam kehidupan seeorang keluarga, maupun bangsa dan Negara.
Maju mundurnya suatu bangsa banyak ditentukan oleh maju mundurnya suatu
pendidikan itu.
Mengingat sangat pentingnya bagi kehidupan,maka pendidikan harus
dilakukan sebaik-baiknya sehingga memperoleh hasil yang diharapkan. Untuk
melaksanakan pendidikan harus dimulai dengan pengadaan tenaga kependidikan
sampai paa usaha peningkatan mutu tenaga kependidikan. Kemampuan guru sebagai
tenaga kependidikan, baik secara personal, social maupun professional harus
benar-benar dipikirkan karena pada dasarnya guru sebagai tenaga kependidikan
merupakan tenaga lapangan yang langsung melaksanakan kependidikan dan sebagai
ujung tombak keberhasilan pendidikan.
Pendidikan sebagai landasan pembanunan yang berkelanjutan merupakan aspirasi
yang biasa diterima banyak pihak yang sering
diucapkan sebagai janji politibaik ditingkat lokal, nasional maupun
internasional. Pendidikan untuk penbangunan cekultural dan structural,
kesadaran politi sangat berperan bagi tumbuhnya pendiddikan yang bermutu.
Partisipasi masyarakat dalam memajukan pendidikan di Indonesia nampak
jelas kemer sejak sebelum kemerdekaan.
Kesadaran dan partisipasi masyarakat itu patut dihargai namun tidak akan
membuahkan hasil secara optimal jika proses dalam dimensi structural tidak
berjalan dengan seimbang.
Dengan semakin berkembangnya dalam pendidikan maka semakin banyak muncul di Indonesia
lembaga-lembaga pendidkan yang hanya mengejar keuntungan tanpa menyadari arti
dan tujuan pendidikan.
Mendirikan lembaga pendidikan yang tujuannya untuk ikut mencerdaskan
bangsa kita yang selama ini masih masih memprihatinkan masalah pendidikan,
walaupun demikian, perlu kita waspadai bahwa banyak oknum-oknum yang dengan
sengaja mengambil keuntungan dari kejadian tersebut dengan mendirikan lembaga
pendidikan di Indonesia tanpa memprihatinkan fasilitas pendukung dunia
pendidikan untuk mencapai tujuan yang memuaskan dalam mengasilan sumber daya
manusia yang ada.
Hal yang sama juga dialami pada bahan ajar. Kemampuan ilmu pengetahuan
dan eknologi berpengaruh terhadap bahan ajar, sementara itu bahan ajar yang diharapkan mampu memberikan penanaman
nilai-nilai moral dalam perilaku siswa sehari-hari. Pendidikan yang hanya
menenankan aspek pengetahuan (kognitif) saja akan mengakibatkan siswa tidak
berkembang menjadi manusia yang utuh, melainkan dapat berakibat negative dengan
terjadinya bermacam-macam tindakan tidak terpuji, seperti
tawuran,penyalahgunaan narkoba, membolos dan lain-lain.
Pendidikan pun selalu berkenaan dengan pembinaan manusia, maka
keberhasilan pendidkan tersebut sangat terantung pada manusia pula. Pelaksanaan pendidikanlah
yang paling menentukan berhasil tidaknya atau baik buruknya mutu pendidikan
bagi anak atau siswa adalah guru. Selanjutnya keberhasilah tersebut dipengaruhi
juga pengetahuan dan penggunaan metode,serta teknik mengajar yang diterapkan.
Selain ilmu pendidikan guru juga memegang peranan penting.Hampir tanpa
kecuali, guru merupakan satu diantara pembentuk-pembentuk utama calon warga masyarakat.
Memang benar, ada masyarakat yan
mengakui pentingnya peranan guru itu dengan cara yang lebih konkrit daripada
masyarakat yang lain. Namun demikian, masih ada yang menyaksikan basarnya
tanggung jawab seorang guru, termasuk pula masyarakat yang sering menggaji guru
lebih rendah daripada yang diinginkan. Banyak orang tua yang kadang-kadang
cemas akan kemampuan guru anak-anak mereka itu sewaktu menyaksikan anak-anak
mereka berangkat kesekolah.Dan guru-giuru setelh beberapa bulan pertama
mengajar, pada umumnya sudah menyadari betapa besar pengaru-pengaruh terpendam
yang mereka miliki terhadap pembentukan akal budi siswa-siswa mereka. Sayang
sekali,kesadaran umum akan besarnya tanggung jawab seseorang guru itu belumlah
terwujud dalam usaha mereka untuk mengajar dengan pertimbangan-partimbangan
yang saksama.
Keaktifan siswa dalam belajar merupakan persoalan penting dan mendasar
yang harus dipahami, didasari dan dikembangkan oleh setiap guru dalam proses
pembelajaran. Ada beberapa hal yang mempengaruhi ketidakaktifan murid pada saat
proses belajar berlangsung antara lain :
a. Tidak
memiliki motivasi untuk memperkaya materi pelajaran
b. Kurangnya
konsentrasi dalam belajar
c. Kurangnya
rasa percaya diri
d. Guru
kurang persiapan dan tidak menguasai materi pelajaran.
e. Guru
cenderung menggunakan satu metode saja,sehingga siswa merasa bosan.
f. Siswa
takut untuk bertanya tentang sesuatu yang belum dimengerti atau mengemukan
gagasanya
Beberapa hal tersebut diatas dapat mempengaruhi aktivitas belajar siswa
yang pada gilirannya dapat menyebabkan rendahnya prestasi belajar yang
diperoleh sehingga tidak mencapai hasil yang didnginkan oleh seorang guru.
Untuk mengetahui masalah belajar tertama mengambil keaktifan siswa dalam belajar maka guru perlu
menagadakan pendekatan pribadi dalam berbagai bentuk yang memungkinkan guru
dapat mengenal dan memahami siswa serta asalah dalam belajar karena
keberhasilan dalam belajar merupakan muara dari seluruh aktivis yang dilakukan
guru dalam proses pembelajaran, maka sretiap guru harus berupaya secara optimal
memahami berbagai factor yang memahami terjadinya hambatan dalam proses belajar
dan pembelajaran.
Untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa yang kurang aktif maka seorang
guru harus memberikan suatu pendekatan khusus yakni dengan memberikan suatu
penguatan. Pemberian penguatan (reinforcement) merupakan tindakan atau respon
terhadap suatu bentuk perilaku yang dapat mendorong munculnya peningkatan
kualitas tingkah laku. Dengan pemberian penguatan siswa akan lebih bermotivasi
dalam belajar dan dapat meningkatkan prestasi belajarnya.
Karena itu harus memahami benar tentang tujuan pengajaran, secara khusus
memilih dan menentukan metode sesuai dengantujuan hendak dicapai, memahmi bahan
pelajaran sebaik mungkin. Setiap mengajar, guru perlu melaksanakan hal-hal yang
bersifat rutin,bertanya kepada siswa,menerangkan pelajaran dengan suara yang
baik dan mudah ditangkap serta guru sendiri dapat memahami
pertanyaan-pertanyaan atau pendapat siswanya kemudian guru pun bisa member
penguatan kepada siswanya dengan tujuan supaya lebih meningkatkan motivasi
siswanya.
Sehubungan dengan uraian diatas maka
penulis tertarik untuk mengkaji secara deskriptif tentang “MENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR PKN MELALUI
PEMBERIAN PENGUATAN PADA MURID KELAS III SD INPRES MANJALLING KECAMATAN BAJENG
BARAT KABUPATEN GOWA “
B.Rumusan Masalah
Berdasrkan latar belakang masalah diatas,ruumusan masalah sebagai berikut:
Upaya apakah yang dapat dilakukan utuk
meningkatkan pemberian penguatan dalam proses pembelajaran?
C.Tujuan
Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas,maka tujuan penelitan ini sebagai
berikut:
1. Untuk
mengetahui sejauh mana pemberian penguatan dalam proses pembelalaran.
2. Untuk
mengetahui upaya yang dapat dilakukan dalam meningkatka pemberian penguatan.
D.Mamfaat
Penelitian
Mamfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut
1. Mamfaat
teoritis :
a. Sebagai
landasan untuk mengembangkan pembelajaran yang lebih menyenangkandan
menimbulkan kereatifitas serta motivasi belajar siswa.
b. Untuk
mengaplikasikan teori dari disiplin ilmu Pendidikan, khususnya Pendidikan
Kewarganegaraan.
2. Mamfaat
praktis :
a. Diharapkan
dapat membantu proses pembelajaran di Sekolah Dasar yang mencapai kebermaknaan.
b. Bagi
Siswa, khususnya kelas lll Sekolah Dasar, mendorong siswa aktif dan mampu
berkreatifitas dalam belajar serta merasa senang dalam proses pembelajaran.
c. Bagi
guru, penelitian ini dapat menjadi bahan informasi untuk meningkatkan hasil
belajar PKn dengan menggunakan metode
pemberian penguatan.
d. Bagi
sekolah, dapat menjadi bahan
pertimbangan dan mendorong bagi para guru agar lebih focus, berperan aktif, dan
professional dalam menyelenggarakan serta memperhatikan proses belajar siswa di
sekolah, hingga siswa termotrivasi belajar.
e. Bagi
peneliti, memberikan masukan kepada para peneliti lain yang berminat lebih
variabel yang diselidiki pada penelitian ini baik untuk bidang PKn dimasa yang
akan datang.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN
KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS
Dalam upaya membahas masalah pemberian
penguatan di SD Inpres Pannujuang Kecamatan Bajeng Barat Kabupaten Gowa, maka
digunakan kajian pustaka atau teori yang dapat memberikan gambaran dalam
memberikan penguatan terhadap keterlibatan siswa dalam belajar.
A.Penguatan
1.
Pengertian Penguatan
Pemberian penguatan (reinforcement) merupakan tindakan tindakan atau
respon terhadap suatu bentuk perilaku yang dapat mendorong timbulnya
peningkatan kualitas tingkah laku.
Yang pertama mengemukakan tentang penguatan adalah tokoh alirah
behaviorisme L.Throndike dan B.F.Skinner.
L. Throndike mengemukakan bahwa perubahan tingkah laku yang terjadi
adalah berdasarkan paradigma S-R (Stimulus Respon), yaitu suatu proses yang
memberikan respon tertentu terhadap suatu yang datang dari luar. Sedangkan B.F.
Skinner mengemukakan bahwa setiap kali memperoleh stimulus maka seseorang akan
memberikan respon berdasarkan hbungan S-R. Respon yang diberikan ini dapat
sesuai “R” (benar) atau tidak sesuai “F” (sala) seperti apa yang diharapkan.
Respon yang benar perlu diberikan penguatan (reirforcement) agar orang
terdorong untuk melakukanya kembali. Karena itu pemberian penguatan terhadap
respon dapat diberikan secara kontinyu dan dapat dilakukan secara berselang-seling.
Persamaan pandangan antara L. Throndike dan B.F. Skinner yaitu sama-sama
memiliki hubungan stimulus respon, perbedaannya L.Throndike mengemukakan bahwa
pemberian respon ini dapat dilakukan secara berselang-seling.
Pada umumnya, penghargaan mempunyai pengaruh positif dalam kehidupan
manusia, yakni dapat mendorong seseorang untuk memperbaiki tingkah lakunya
dalam meningkatkan usahanya. Demikian juga sebaliknya, tidak diperoleh
penghargaan akan menurukan atau bahkan meniadakan perilaku tersebut pada diri
seseorang.
Begitupun dalam proses belajar mengajar, siswa yang berprestasi akan
mempertahankan prestasinya manakala guru memberikan penhargaan atas prestasi
tersebut. Bahkan dengan penghargaan yang diberikan guru, timbul motivasi kuat
untuk meningkatkan prestasi yang telah dicapai. Hal ini berlaku pula
sebaliknya, yang cemohan dan hinaan dapat mematikan perilaku belajar anak.
Penguatan adalah
respon positif yang dilakukan guru atas perilaku positif yang dicapai anak
dalam proses belajarnya, dengan tujuan untuk mempertahankan dan meningkatkan
perilaku tersebut, atau penguatan dapat diartikan pula sebagai respon terhadap
suatu tingkah laku yang dapat meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali
tingkah laku yang tersebut. Tindakan tersebut dimaksudkan untuk memberikan
motivasi terhadap siswa agar berprestasi dalam interaksi belajar mengajar.
Disamping itu
penguatan dapat pula diartikan sebagai bentuk respon yang bersifat verbal dan
merupakan bagian dari modifikasi tingkah laku guru terhadap tingkah laku siswa,
yang bertujuan untuk memberian informasi atau umpan balik (feed back) bagi
sipenerima (siswa) atas perbuatanya sebagai suatu dorongan atau koreksi.
Pemberian penguatan
dalam kegiatan belajar mengajar kelihatanya sederhana, yaitu member tanda
persetujuan guru terhadap tingkah laku siswa, yang dinyatakan dalam bentuk
antara lain: kata membenarkan, pujian, senyuman, anggukan, atau memberi hadiah
secara material. Namun demikian keterampilan itu sulit dilakukan jika guru
tidak memahami makna yang ingin dicapai dalam keterampilan member penguatan.
Jenis-jenis penguatan yaitu
:
1. Penguatan
verbal, yaitu penguatan yang diberikan guru berupa kata-kata atau kalimat yang
diucapkan, seperti: “bagus”, “baik”, “cepat”.
2. Penguatan
non verbal berupa
a. Penguatan
gestural, yaitu penguatan berupa gerak tubuh member kesan baik kepada siswa.
Penguatan gestural berupa;tepuk tangan ajukan,perhatian guru terhadap siswa
dengan cara mendekatinya. Penguatan ini dilakukan ketika siswa menjawab
pertanyaan,bertanya,berdiskusi.
b. Penguatan
dengan cara memberikan penghargaan kepda kemampuan siswa dengan suatu bidang
tertentu seperti siswa yang pandai bernyanyi diberikan kesempatan untuk melatih
vocal.
c. Penguatan
berupa tanda atau benda, yaitu memberikan penguatan kepada siswa berupa
symbol-symbol atau benda. Penguatan ini dapat berupa komentar tertulis atau
karya siswa berupa haiah, piagam.
d. Penguatan
dengan cara sentuhan, yaitu penguatan yang dilakukan guru dengan cara menyentuh
siswa, seperti menepuk pundak, menjabat tangan, dan mengusap kepala siswa.
Pemberian
penuatan apabila dilakkan dengan cara dan prinsip yang tepat dapat mengeftifkan
tujuan penggunaannya. Adapun tujuan penggunaan penguatan adalah:
Ø Meningkatkan perhatian siswa dalam proses
belajar
Ø Membangkitkan, memelihara dan meningkatkan
motivasi belajar siswa
Ø Mengatur dan mengembangkan diri anak sendiri
dalam proses belajar
Ø Mengendalikan serta memodifikasi tingkah
laku siswa yang kurang positif serta mendorong munculnya tingkah laku yang
produktif.
2.Prinsip penguatan
Agar penguatan
yang di berikan guru dapat berfungsi
secara ektif,guru hendanya memperhatikan prinsip-prinsip peberian pengguna,
sebagai berikut:
a. Kehangatan
Seperti hanya penggunaan variasi
mengajar, prinsip pemberian penguatan pun iklakukan secara hangat. Kehangatan
sikap guru dapat ditunjukkan dengan suara, mimik, dan gerakan badan (gestural).
Kehangatan sikap guru akan menjadikan penguatan yang diberikan menjadikan lebih
efektif, jangan sampai siswa mendapat kesan bahwa guru tidak ikhlas dalam
memberikan penguatan.
b. Antusiasme
Sikap antusias dalam memberikan
penguatan dapat menstimulasi siswa untuk meningkatkan motivasinya. Antusiasme
guru dalam memberikan penguatan dapat kesan pada siswa akan kesungguhan dan
ketulusan guru. Antusiame dalam memberikan penguatan akan mendorong munculnya
kebanggaan dan percaya diri pada siswa.
c. Bermakna
Inti dari ke bermanaknaan adalah bahwa siswa mengerti dan yakin bahwa di
rinya memang layak di berikan penguatan,karena hal itu memang sesuai dengan
tingkah laku dan penampilannya.Oeh karena itu kebermaknaan dalam pemberian
penguatan hanya mungkin di lakukan
apabila di brikan oleh konteks yang relevan .misalkan jika anak menjawab
pertanyaan dengan benar,kita dapat mengatakan ‘’Tepat sekala jawabanmu’’.penguatan tersebut relevan dengan
konteks,yakni sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.kesesuaian antara
pernyataan dengan keadaan yang di beri
penguatan membuat penguatan menjadi lebih bermakna.
d. Menghindari
respon negative
Mesipun di sadari bahwa hukuma dan
teguran dapat di gunakan untuk mengendalikan dan membina tingkah laku
siswa,tetapi respon negative yang di berikan guru seperti komentar yang bernada
ejekan patu atau perlu di hindari karena hal itu akan mematahkan semangat siswa
dalam mengembangkan dirinya.Oleh karena itu jika jawaban anak salah guru tidak
boleh merespon negative dengan mengatakan jawaban salah”jawabanmu salah”.Hal ini dapat mematikan motifasi anak.Dalam kasus
ini,guru dapat memberikan pernyataan tuntutan (Prompting question),atau dengan mengatakan “Barangkali ada yang dapat membantu?”.dengan cara ini,anak
tidak merasa tersinggung.
B.Belajar
1.Pengertian
belajar
Manusia diciptakan oleh Tuhan sebagai Khalifah di atas bumi dilengkapi
dengan akal sehat serta rasa ingin tahu sehigga ia selalu mempertahankan
sesuatu mulai dari yang sangat sederhana sampai kepada hal yang sangat rumit.
Kemampuan manusia untuk belajar merupakan cirri yang sangat penting untuk
membedakan manusia dengan hewan. Belajar bagi manusia merupakan peranan penting
dalam pewarisan kebudayaan berupa kumpulan pengetahuan, nilai, sikap dan
keterampilan.
Belajar merupakan suatu aktivitas yang sadar akan tujuan. Tujuan belajar
adalah terjadinya suatu perubahan dalam diri individu yang disebaban oleh
adanya pengalaman-pangalaman yang telah dilakukan. Jadi belajar adalah suatu
aktivitas yang dilakukan secara sadar untuk mendapatkan sejumlah kesan dari
bahan yang dipelajari.
Belajar merupakan suatu proses perubahan, yakni perubahan dalam tingkah
laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan
hidupnya. Untuk mengetahui lebih jauh tentang apa yang dimaksud dengan
belajar,berikut akan dikemukakan oleh para ahli sebagai berikut:
Menurut Slameto memberikan defenisi
bahwa:
“Belajar
adalah suatu proses yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu proses
perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya
sendiri dalam interaksi dengan lingkunganya ( Slameto,2003)”.
Winkel, mendefenisikan belajar sebagai
proses psikologis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan
dengan menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, ketempilan dan sikap
yang bersifat konstan/menetap. Perubahan-perubahan itu dapat berupa sesuatu
yang baru yang segera Nampak dalam perilaku nyata ( Winkel, 1991 ). Disamping itu belajar dapat
diartikan sebagai proses kegiatan yang
menimbulkan tingkah laku baru atau merubah tingkah laku lama sehingga seseorang
lebih mampu memecahkan masalah dan menyesuaikan diri terhadap situasi-situasi
yang dihadapi dala hidupnya (sahabuddin,1997).
Lain lagi halnya dengan pengertian yang dikemukakan oleh Hamalik bahwa belajar
diartikan sebagai suatu perkebangan diri seseorang yang dinyatakan dengan cara
tingkah laku yang baru berkat pengalaman dan latihan, beajar itu merupakan
suatu perubahan yang bersifat psikis (Hamalik,1983).selanjutnya M.E.B Gredler
mengumukakan bahwa belajar adalah proses untuk memperoleh berbagai
kecakapan,keterampilan dan sikap (Margaret E.Bell Gredler,1991 ).
Dengan membandingkn beberapa dafenisi di
atas dapat disimpulkan bahwa belajar itu terjadi apabila seseoran menghdapi
sesuatu yang di dalamnya tidak dapat menyesuaikan diri dengan menggunakan
bentuk-bentuk kebiasaan untuk menghadapi rintangan dalam aktivitasnya .Dengan
demikian ,belajar dapat di artikan sebagai suatu proses kegiatan yang
menimbulkan kelakuan baru atau merubah kelakuan lama sehingga seseorang lebih
mampu memecahkan masalah dan menyesuaikan diri terhadap situasi dalam
hidupnya.
Sardiman mengemukakan
pada dasarnya tujuan belajar terdapat tiga jenis,yaitu:
Ø Untuk mendapatkan pengetahuan,yaitu
suatu cara untuk mengembangkan kemampuan berpikir bagi anak untuk memperoleh
pengetahuan dan kemampuan berpikir.Dengan tujuan belajar ini akan lebih tepat
jika menggunakan system presentasi atau pemberian materi tugas pelajran.
Ø Untuk penanaman konsep dan
keterampilan,yaitu suatu belajar menghadapi dan menangani objek-objek secara
fisik dan psikhis.pencapaian tujuan belajar ini sering di lakukan dengan cara
pendemonstrasian,pengamatan dan pelatihan.
Ø Untuk pembentukan
sikap,yaitu suatu kegiatan yang menumbuhkan sikap mental,perilaku dan pribadi
anak.pencapaian tujuan belajar ini,dengan cara pemberian contoh perilaku yang
tidak,dengan mengarahkan anak dalam kegiatan mengamati,meniru,dan mencontoh.
Faktor-faktor yang
mempengaruhi belajar antara lain:
1. Faktor-faktor
yang berasal dari luar dari pelajar
a. Faktor
nonsosial dalam belajar misalnya: alat yang di pakai untuk belajar (seperti
alat tuis menulis, buku-buku, alatperaga), keadaan udara, cuaca, keadaan
gedung.
b. Faktor-faktor
sosial dalam belajar,yang di maksud disini adalah factor manusia.Kehadiran
orang atau orang lain pada waktu seseorang sedang belajar, banyak mengganggu
proses belajar; misalnya kalau satu kelas murid sedang ngerjakan ujian, lalu terdengar banyak anak-anak yang
bercerita disamping kelas maka akan mengganggu proses belajar.
2. Faktor-faktor
yang berasal dari dalam diri pelajar
a. Faktor-faktor
fisiologis misalnya keadaan jasmani yang kurang segar,keadaan jasmani yang
lelah lain pengaruhnya dari pada yang tidak lelah. Sehubungan dengan hal
tersebut maka nutrisi harus cukup karna
karna kekurangan kadar makanan mengakibatkan kurangnya tonus jasmani yang
pengaruhnya dapat berupa kelesuhan,lekas lelah,lekas mengantuk, dan sebagainya.
b. Faktor-fator
psikologis,sebagaimana di kemukakan oleh
Arden N.Frandsen yaitu adanya sifat ingin tahu dan ingin menyelidiki duia yang
lebih luas, adanya sifat yang kreatif yang ada pada manusia dan keinginan untuk
selalu maju,keinginan untuk salah maju,keinginan untuk mendapatkan simpati dari
orang tua,guru dan teman-teman.
2.Hakekat
pembelajaran
Belajar mengajar adalah gabungan dari dua kata yaitu belajar dan
mengajar. Gabungan dua kata tersebut dapat berarti suatu proses interaksi
edukatif atau lazim di sebut proses
pembelajaran. Apabila terjadi proses belajar mengajar maka bersamaan itu pula terjadi
proses mengajar. Hal ini sudah di pahami apabila ada yang belajar sudah pasti
ada yang mengajar,begitupun sebaliknya.
Mengajar atau teaching adalah membantu
peserta didik memperoleh informasi, ide, keterampilan, nilai, cara berpikir,
sarana untuk mengekspresikan dirinya dan cara bagaimana belajar ( Joyce dan
well, 1996 ). Sedangkan pembelajaran adalah upaya untuk membelajarkan peserta
didik. Secara implicit dalam pembelajaran terdapat kegiatan memilih,
menetapkan, mengembangkan, metode untuk mencapai hasil pembelajaran yang
diingikan. Pemilihan dan pengembangan metode didasarkan pada kondisi
pembelajaran yang ada. Kegiatan tersebut pada dasarnya merupakan inti dadi
perencanaan pembelajaran. Dalam hal ini istilah pembelajaran memiliki hakikat
pembelajara a mempelajari peserta didik. Itulah sebabnya di dalam belajar
peserta didik tidak hanya berinteraksi dengan guru sebagai salah satu sumber
belajar, tetapi berinteraksi juga dengan keseluruhan sumber belajar yang lain.
Oleh karena itu pembelajaran menaruh perhatian pada “ Bagaimana membelajarkan peserta didik “, dan bukan pada “ Apa yang dipelajari peserta didik “. Dengan
demikian pembelajaran menempatka peserta didik sebagai subjek bukan sebagai objek.
Pembelajaran mencakup pula kegiatan belajar mengajar yang tidak dihadiri
pelajar sebagai fisik. Oleh Karena dalam pembelajaran yang ditekankan adalah
proses belajar, maka usaha-usaha yang terencana dan memanipulasi sumber-sumber
belajar agar terjadi proses belajar yang
disebut dengan pembelajaran. Untuk mengetahui lebih lanjut tentang apa yang
dimaksud dengan pembelajaran berikut akan dikemukakan beberapa pengertian
berdasarkan defenisi yang dikemukakan oeh para ahli sebagai berikut:
Menurut Degeng dan Marso mamberikan
defenisi bahwa:
“ Pembelajaran
adalah suatu proses yang dilaksnakan secara sistematis setiap komponen saling
berpengaruh. Dalam proses secara implicit terdapat kegiatan memilh, manetapkan
dan mengembangkan metode untuk mencapai hasil pembelajaran yang diinginkan (
Degeng dan Marso,1993 )”.
Seanjutnya Gagne berpendapat bahwa pembelajaran adalah usaha
pembelajaran yang bertujuan untuk menolong peajar dalan belajar. Pelajaran
merupakaan seperangkat peristiwa yang mempengaruhi terjadinya belajar, tidak
selamanya berada diluar diri pelajar, tetapi juga berada didala diri pelajar.
Peristiwa diluar diri pelajar merupakan segala sesuatu yang dipersiapakan oleh
pembelajaran sebagai kondisi untuk kepentingan pembelajaran (Gagne, 1988 ). Disamping
itu pembelajaran dapat pula diartikan sebagai suatu proses dimana lingkungan
secara sengaja dikelola untuk pendidikan ( AECT , 1986).
Lain halnya dengan pengertian yang dikemukakan oleh WinataPutra bahwa
pembelajaran adalah prosedur yang sistematis dalam mengorganisasian pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar
tertentu ( WinataPutra ,2001). Dengan demikian pembelajaran pada dasarnya
merupakan kegiatan yang dilaksanakan secara terencana pada setiap tahapan yaitu
: Perencanaan. Pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran serta pembelajaran
tindak lanjut.
Didalam pembelajaran terdapat proses menagajar. Nasution (1991)
“mengartikan mengajar adalah usaha guru untuk menciptakan kondisi atau mengatur
lingkungan sedemikian rupa, sehingga terjadi interaksi antara siswa dan
lingkungannya,termasuk guru dan alat pelajaran yang disebut proses belajar dan
ujuan pelajaran yang telah ditentukan dapat tercapai. Bohar Suharto ( 1997 )
mendefenisikan, mengajar merupakan suatu aktivitas menoranisasi atau mengatur
(mengelola ) lingkungan sehingga tercipta suasana yang sebaik-baiknya dan
menghubungkannya dengan peserta didk sehingga terjadi proses belajar yang
menyenangkan. Sedangkan Oemar Hamalik ( 1992 ) mendefenisikan mengajar sebagai
proses menyampaikan pengetahuan dan kecakapan kepada siswa. Dengan demikian
mengajar pada dasarnya merupakan upaya pendidik dalammemberikan pengetahuan,
baik afektif, kognitif, maupun psikomotorik kepada peserta didik.
Oleh sebab itu mengajar yang baik akan menghasilkan hasil yang baik dan
berkualitas karena merupakan upaya dengan sungguh-sungguh untuk meningkatkan
keberhasilannya.
C.Peserta
didik
Berbicara masalah pendididkan, peserta didik kiranya tidak bisa lepas
dari pemahaman tentang jiwa peserta didi. Peserta didik bukanlah sekedar robot
yang bisa deprogram begitu saja seingga bisa bergerak atas kemauan guru atau
orang tua. Peserta didik adalah individu unik yang mempunyai eksistensi, yang
memiliki jiwa sendiri serta mempunyai hak untuk tumbuh dan berkembang secara
optimal sesuai dengan iramanya masing-masing yang khas. Peserta didik bagaikan
aneka macam bunga elok ditaman sari yang indah. Mereka memiliki pesna
masing-masing sehingga tidak bisa diseragamkan begitu saja atau sama rata.
Mereka memerlukan perlakuan khusus dan individual selain ekedar perlakuan
kolektifikasi.
Bakat dan kecerdasan merupakan dua hal yang berbeda, namun salng
terkait. Bakat adalah kemampuan yang merupakan sesuatu yang melekat ( inherent
) dalam diri sesorang. Bakat peserta
didik dibawa sejak lahir dan terkait dengan struktur otaknya. Secara genetic struktur otak telah
membentuk sejak lahir, tetapi berfungsinya otak sangat ditentukan oleh cara
peserta didik berinteraksi dengan lingkunganya. Biasanya kemampuan itu
dikaitkan dengan intelegensi atau kecerdasan, diman kecerdasan atau intelegensi
( Intelligence Quontient ) merupakan model awal untuk bakat tertentu.
Potensi bawaan peserta didik sampai menjadi bakat berkaitan dengan
kecerdasan intelektual ( IQ )peserta didik. Tingkat intelektualitas peserta
didik yang berbakat biasanya cenderung diatas rata-rata. Namun peserta didik
yang intelektualitasnya tinggi tidak selalu menunjukkan peserta didik berbakat.
Bakat seni dan olah raga misalya, keduanya memerlukan strategi, taktik,dan
logika yan berhubunan dengan kecerdasan.Denan demikian, umumnya peserta didik
berbakat memang memiliki tingkat intelegensi diatas rata-rata.
Peserta didik berbakat adalah peserta didik yang mampu mencapai prestasi
yan tinggi karena mempunyai kemampuan-kemampuan yang ungul. Kemampuan-kemampuan
tersebut meliputi:
a. Kemampuan
intelekual umum (Kecerdasan atau intelegensi)
b. Kemampuan
akademik khusus
c. Kemampuan
berpikir kreatif-produktif
d. Kemampuan
memimpin
e. Kemampuan
dalam salah satu bidang seni
f. Kemampuan
psikomotorik(seperti dalam olah raga)
Selain itu masiah ada faktor lain yang juga turut menentukan
perkembangan potensi peserta didik menjadi bakat, yakni kecerdasan emosi
(Emotional Quetien). Peserta didik yang kontrol emosinya bagus akan lebih baik
dalam mengembangkan bakat yang ia miliki. Misalya, ketika ia memiliki bakat
menyanyi, maka saat naik pentas ai akan menyanyi dengan penuh percaya diri.
Artinya baik IQ dan EQ berperan menunjang keberhasilan peserta didik dalam
mengembanngkan potensinya menjadi bakat. Namun demikin, selama ini orang tua
lebih terpaku pada upaya peningkatan intelektualitas semata, sehingga peserta
didik hanya diberikan komsumsi untuk daya pikirnya, EQ-nya tidak dikembangkan.
Bkat yang dimiliki peerta didik tidak terbatas pada suatu keahlian. Jika
bakat tersebut dikembangkan bisa menjadi lebih baik dari keahlian yang salin
nerkaitan. Misalnya jika peserta didik suka menyanyi tak jarang pula ia akan
berbakat menari. Jika peserta didik suka baca puisi biasanya peserta didik akan
punya bakat seni peran, dsb.
D.Pendidikan kewarganegaraan
Perkataan atau kalimat pendidikan kewarganagaraa terdiri dari dua kata
yaitu “pendidikan” dan “kewarganegaraan”.
Pada dasarnya pendidikan merupakan bimbingan dan pertolongan secara
sadar yan diberikan oleh pendidik kepada anak didik, sesuai dengan perkenbangan
jasmani dan rohani kearah dewasaan. Pendidikan tidak menyampaikan keterampilan
yang sudah dikenal, tetapi harus meramalkan mengemukakan cara yang tepat dan
cepat supaya dapat dikuasai oleh anak didik.
PKn adalah lebih dari pada merupakan bidang studi. Ia mengambil bagian
dari pengaruh positif dari keluarga, sekoalah dan masyarakat. Dan melalui PKn
generasi muda dibantu unt uk memahami cita-cita nasional, hal-hal yang diakui
oleh umum dan pemerintah itu sendiri dan dibantu untuk memahami arti
kemerdekaan untuk mereka dan untuk semua manusia dan untuk individu dan semua
kelompok dalam kepercayaan, perdagangan, pemilu atau dalam tingkah laku
sehari-har. Mereka jua dibantu untuk memahami bermacam-macam hak kemerdekaan
warga Negara yang dijmin dalam konstitusi dan peraturan-peraturan lainnya dan
tanggung jawab atas apa yang telah diperolehnya. Disamping itu PKn juga
diartikan sebagai program pendidikan yang berintikan demokrasi politik, yang
diperluas dengan sumber-sumber pengetahuan lainnya, positif influence
pendidikan sekolah, masyarakat orang tua kesemuanya itu diproses untuk melatih
pelajar-pelajr berpikir kritis, analitis, bersikap, dan bertindak demkratis
dalam mempersiapkan hidup demokratis, dengan berlandaskan pancasila dan UUD 1945
(Nu’mun Soemantri 1976:54).
Lain lagi halnya dengan pengertian yang dikemukakan oleh Azis Wahab
bahwa PKndiartika sebagai media pengajaran yang akan menindonesiakan para siswa
secara sadar, cerdas dan penuh tanggung jawab. Karena itu program PKn memuat
konsep-konsep umum ketatanegaraan, politik dan hokum Negara, serta dari teoru
umum yang cocok dengan target ersebut. Dengn kecenderungan sifat teoritis disiplin politik tetap dominan baik
dalam program naupun pengajarannya.
PKn sebagai aspek pendidikan politik pada hakekatnya bertujuan untuk
membina warga Negara agar menjadi warga Negara yang lebih baik dan dan
mempersiapkannya untuk masa depan dengan ketentuan UUD 1945 atau sebagai media
pengajaran untuk menginonesiaan para siswa secara sadar,cerdas dan penuh
tanggung jawab, maka wawasan PKn yang berupa religious/atau tidak sekuler,
kebangsaan (nasionalisme), demokrtis, dan pendidikan seumur hidup,
pengembangannya harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan konstitusi dan
ketentuan yang lain yang sejalan untuk langkah penyempurnanya. Dengan kata lain
lewat wawasan PKn wara Negara diharapkan akan bersifat konstruktif, kooperatif,
korektif dan partisipatif terhadap bangsa dan Negara yang dilandasi rasa cinta
tanah air dan cinta bangsa. Sehingga sikap
tersebut diharapkan akan menimbulkan “diffusi support” bagi system politiknya
yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
PKn adalh wahana untuk mengembangkan dan melestarikan nilai luhur dan
moral yang berbakat papa budaya Bangsa Indonesia. Pelaksanaannya dapat
diwujudkan dalam perilaku kehidupan sehari-hari sebagai individu, anggota
masyarakat, warga Negara dan mahluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa.
Perilaku tersebut diatas sebagaimana
tercantum dalam UUD Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal
39 Ayat (2) yaitu:
1. Perilaku
yang mencerminkan iman dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Perilaku yang
bersifat kemanusiaan yan adil dan beradab.
2. Perilaku
yang mendukung persatuan bangsa dalam masyarakat yang beraneka ragam
kebudayaandan kepentingan.
3.
Perilaku yang mendukung
kerakyatan yang mengutamakan kepentinagan bersama diatas kepentiangan
perorangan, setiap perbedaan pemikiran ataupun kepentingan diatas melalui
musyawarah dan mufakat.
4.
Perilaku yang mendukung
upaya mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat.
PKn juga dimaksudkan untuk membekali
siswa dengan budi pekerti, pengetahuan, kemampuan dasar berkenaan dengan
hubungan antar warga Negara yang dapat diandalkan oleh bangasa dan Negara.
Pendidika kewarganegaraan (PKn) berfunsi
untuk:
1.
Melestarikan dan
mengembangkan nilai-nilai pancasila secara dinamis dan terbuka. Nilai-nilai
pancasila yang dikembangkan itu mampu menjawab tantangan perkembangan yang
terjadi dalam masyarakat tanpa kehilangan jati diri sebagai bangsa Indonesia
yang merdeka, bersatu dan berdaulat.
2.
Mengembangkan dan membina
siswa menuju manusia Indonesia seutuhnya yang sadar, politik, hukum, dan
konstitusi Negara Kesatuan Republik Indonesia berlandaskan pancsila serta sadar
akan hak dan kewajiban sebagai warga Negara.
3.
Membina pemahaman dan
kesadaran terhadap hubungan antara warga Negara serta mengetahui dan mampu
melaksanakan hak dan kewajiban sebagai warga Negara.
4.
Membekali siswa dengan sikap
dan perilaku yang berdasarkan nlai-nilai pancasila dan UUD 1945 dalam kehidupan
sehari-hari.
Kompetensi dasar guruSD dalam
pembelajaran PKn menurut peraturan mentri no.16:
1.
Pengetahuan menguasai materi
keilmuan yang meliputi dimensi pengetahuan, sikap, nilai, dan perilaku yang
mendukung kegiatan pembelajaran PKn.
2.
Menguasai konsep dan prinsip
kepribadian nasional dan demokrasi konstitisional Indonesia, semangat
kebangsaan dan cintah tanah srte bela Negara.
3.
Menguasai konsep dan prinsip
perlindungan, pemajuan HAM, serta penegakkan hukumsecara adil dan benar.
E. Kerangka Pikir
Penguatan adalah segala bentu respon,
apakah yang bersifat verbal yang merupakan bagian dari modifikasi tingkah laku
guruterhadap tingkah laku siswa, yang bertujuan memberikan informasi atau umpan
balik bagi penerima ats kegiatan pembelajaran dapat dilakukan secara verbal
maupun nonverbal. Penguatan verbal merupakan penghargaan yang dinyatakan dengan
lisan, seangkan penguatan nonverbal dinyatakan dengan mimik, gerakan tubuh,
pemberian sesuatu, dan lain-lainnya. Dalam rangka pengelolaan kelas, dikenal
penguatan positif dan penguatan negatif. Penguatan positif bertujuan untuk
mempertahankan dan memelihara perilaku positif, sedangkan penguatan negatif
merupakan penguatan perilaku dengan cara menghentikan dan menghapus rangsangan
yang tidak menyenagkan.
Manfaat kegiatan bagi siswa untuk
meningkatkan perhatian dalam belajar, membangkitkan dan memelihara perilaku,
menumbuhkan rasa percaya diri, dan memelihara iklim belajar yang kondusif.
Pembelajran adalah upaya untuk membelajarkan peerta didik, secara implicit
dalam pembelajaran yang diinginkan. Pemilihan, penetapan, dan pengembanga
metode didasarkan pada kondisi prmbelajaran yang ada. Kegiatan-kegiatan
tersebut pada dasrnya merupakan inti dari perencnaan pembelajaran. Dalam hal
ini istilah pembelajaran memiliki hakikat perencanaan atau perencanaan (desain)
sebagai upaya untuk membeajarkan peserta didik.
SKEMA
KERANGKA PIKIR
Tujuan Pembelajaran
|
Guru
|
Proses Pembelajaran
|
Siswa
|
Faktor yang
mempengaruhi dan menghambat
|
Pemberian
pengetahuan
|
BAB III
METODE PENELITIAN
A.
Variabel
dan Desain Penelitian
1. Variabel
penelitian
Variabel yang menjadi dalam penelitian
adalah terdiri dari dua variabel, yaitu:
Ø Variabel
dependen (terikat) merupakan suatu akibat, dimana akibatnya adalah aktivitas
belajar.
Ø Variabel
independen (bebes) merupakan suatu sebab, dimana sebabnya adalah pemberian
penguatan.
Y
|
X
|
Keterangan : X : pemberian penguatan
Y : aktifitas belajar
2. Desain
Penelitian
Desain penelitian
yang digunakan dalam penelitian ini adalah Deskriftif. Desain penelitian
bertujuan untuk memecahkan masalah secara sistematis dan faktual mengenai
fakta-fakta dan sifat-sifat populasi.
B.
Defenisi
Operasional Variabel
Defenisi
operasional perlu dirumuskan dengan menghindari terjadinya perbedaan
interprestasi terhadap variabel yang diteliti yaitu peranan pemberian penguatan
terhadap keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran, agar variabel tersebut
dapat diukur secara operasional.
1.
Pemberian penguatan adalah
memberi tanda persetujuan agar guru
terhadap pemikiran, sikap dan tingkah laku pembelajaran siswa, yang dinyatakan
dalam bentuk kata-kata membenarkan, pujian, senyuman, gerakan tubuh, mimik,
anggukan atau memberi hadiah secara material.
2. Keterlibatan
siswa adalah reaksi dan aksi peserta didik yang selalu aktif bertanya,
menjawab, kreatif, dan dinamis dalam proses pembelajaran PKn.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi
penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Inpres Manjalling kecamatan Bajeng
Barat Kabupaten Gowa dapat dilihat pada table di bawah ini:
No
|
Siswa
Laki-laki
|
Siswa
perempuan
|
Jumlah
siswa
|
1
|
16
orang
|
22
orang
|
36
orang
|
2. Sampel
Dengan
mempertimbangkan bahwa populasi penelitian ini cukup besar, maka penulisan
berketepatan untuk melakukan penarikan sampel sebesar 36 siswa. Penentuan
besarnya sampel tersebut dilakukan dengan pedoman pada pendapat Suharsimi Arikunto
(1993:94).
Sampel
yan baik adalah sampel yang representative yang mencerminkan keadaan populasi.
Oleh karena itu, Pengambilan sampel dilakukan secara proporsional random
sampling, sehinga siswa meiliki kesempatan yang sama untuk menjadi sampel penelitian.
D. Teknik Pengumpulan Data
Untuk
memperoleh data dalm penelitian ini digunakan teknik pengumpulan data berupa :
1.
Teknik Dokumentasi
Teknik ini digunakn untuk mengethui
sejumlah data yang tertulis bersumber dari laporan sekolah serta hal-hal yang
dapat mendukung penelitian ini.
2. Teknik Wawancara
Teknik
ini dipergunakan untuk mendapatkan informasi dari guru mengenai pemberian
pemberian penguatan dalam proses pembelajaran.
3. Teknik
Observasi
Teknik
observasi digunakan untuk mendapatkan data tntang persiapan mengajar guru
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) dan pelaksanaan guru dalam proses pembelajaran
dikelas
4. Teknik
Angket
Teknik
ini sebagai teknik utama karena dengan penggunaan angket tersebut diharapkan
mampu memperoleh sebagian besar data yang dibutuhkan, yakni dengan menggunakan
item-item pertanyaan tertulis yang diberikan kepada responden.
E. Teknik Analisis Data
Data yang terkumpul dalam penelitian ini
selanjutnya diolah. Hasil olahan data dianalisis dengan menggunakan teknik
analisis deskriptif, maka dipergunakan table prekuensi persentasi.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto,
Suharsimi, 2003. Dasar-Dasar Evaluasi
Pendidikan.Jakarta : Bumi Aksara.
Bahri,Syaiful
& Djamara.2005. Guru Dan Anak Didik. Rineka Cipta.
Daryono,M.
1998. Pengantar Pendidikan Pancasila Dan
kewarganegaraan.Solo :Rineka Cipta.
Dimyati & Mudjino. 2006 Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta : PT.Rineka Cipta.
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL .................................................................................. i
HALAMAN
PENGESAHAN ................................................................... ii
DAFTAR
ISI .............................................................................................. iii
BAB
I PENDAHULUAN ....................................................................... 1
A. Latar
Belakang Masalahnya.................................................. 1
B. Rumusan
Masalah ................................................................. 6
C. Tujuan
Penelitian ................................................................... 6
D. Daftar
Penelitian ..................................................................... 6
BAB
II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR ................. 8
A. Penguatan
.................................................................................... 8
1. Pengertian
Penguatan ......................................................... 8
2. Prinsip
Penguatan ................................................................ 12
B. Belajar
............................................................................................ 13
1. Pengertian
Belajar ................................................................. 13
2. Hakekat
Pembelajaran .......................................................... 18
C. Peserta Didik ............................................................................... 21
D. Pendidkan
Kewarganegaraan (PKn) ....................................... 23
E. Keranka
Berpikir .......................................................................... 27
BAB
III. METODE PENELITIAN ............................................................. 30
A. Variasi
dan Desain Pelitian ....................................................... 30
1. Variabel
penelitian ................................................................ 30
2. Desain
Penelitian .................................................................. 30
B. Defenisi
Operasional Variabel .................................................. 30
C. Populasi dan Sampel ................................................................. 31
D. Teknik
Pengumpulan Data ........................................................ 32
E. Teknik
Analisis Data.................................................................... 33
DAFTAR
PUSTSKA ................................................................................ 34
Komentar
Posting Komentar