PTK Kelas V
Tugas Individu
PENELITIAN TINDAKAN KELAS ( PTK)
PENGAKUAN PENGALAMAN KERJA DAN HASIL BELAJAR ( PPKHB )
OLEH :
Nama : HASLINDAH,
A.Ma
Nim : 10540 5402
10
Kelas
:
k
No. urut :
41
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2012
DAFTAR
ISI
HALAMAN
JUDUL…………………………………………………………... i
DAFTAR ISI....................................................................................................... iii
BAB. I PENDAHULUAN…................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah..................................................... 1
B. Masalah Penelitian............................................................. 2
1. Identifikasi masalah......................................................... 2
2. Rumusan Masalah.......................................................... 3
3. Pemecahan Masalah...................................................... 3
C. Tujuan Penelitian................................................................ 4
D. Manfaat Penelitian.............................................................. 4
E. Defenisi Operasional.......................................................... 5
BAB. II KERANGKA TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN............ 6
A. Kerangka Teori..................................................................... 6
1. Pengertian Menulis......................................................... 6
2. Tahapan Menulis............................................................. 7
3. Karangan Argumentasi di
Sekolah Dasar................... 11
4. Tujuan Pendekatan Proses............................................
18
B. Hipotesis Tindakan..............................................................
20
BAB. III METODE PENELITIAN.......................................................... 21
A. Jenis Penelitian...................................................................
21
B. Lokasi dan Subjek Penelitian............................................
21
C. Faktor-Faktor yang di Selidiki............................................
21
1. Faktor Proses....................................................................
21
2. Faktor Hasil.......................................................................
22
D. Rencana dan Prosedur PTK.............................................
23
a). Tahapan
Perencanaan Tindakan................................
24
b). Tahap
Pelaksanaan Tindakan.....................................
24
c). Tahap Observasi.............................................................
25
d). Tahap Refleksi................................................................
25
E. Instrumen Penelitian...........................................................
26
F. Teknik Pengumpulan
Data................................................
27
G. Teknik Analisis Data...........................................................
27
H. Indikator
Keberhasilan.......................................................
28
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................
29
BAB
1
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Bahasa
memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional
murid dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang
studi. Pembelajaran bahasa diharapkan membantu murid mengenal dirinya,
budayanya, dan budaya orang lain, mengemukakan gagasan dan perasaan,
berpartisipasi dalam masyarakat yang menggunakan bahasa tersebut, dan menemukan
serta menggunakan kemampuan analisis dan imaginatif yang ada di dalam dirinya.
Salah
satu bidang garapan bahasa Indonesia di SD yang memegang peranan penting adalah
pengajaran membaca dan menulis khususnya penulisan karangan argumentasi. Tanpa
melihat kemampuan menulis sejak dini, maka anak didik akan mengalami kesulitan
dalam belajar terhadap semua mata pelajaran.
GBPP
SD 1994, “bahan pelajaran Bahasa Indonesia mencakup empat aspek yaitu membaca,
menulis, mendengarkan, dan berbicara. Keempat aspek ini mendapat forsi yang
seimbang”. Dari keempat aspek ini dua diantaranya membaca dan menulis mendapat
penekanan untuk ditingkatkan pengembangannya. Faisal (Warda, 2009).
Tingkat
kemampuan menulis antara seseorang dengan yang lain terdapat perbedaan. Untuk
mencapai hasil yang maksimal, pelaksanaan pengajaran menulis karangan
argumentasi harus rencanakan secara terpadu, terarah, dan sistematis agar murid
dapat memperoleh tingkat kemampuan menulis yang lebih baik karena gabungan
antara membaca, menulis, dan hasil yang diperoleh sangat erat.
KTSP
(2006:4) tujuan pembelajaran bahasa Indonesia seperti yang tercantum dalam buku
petunjuk teknis membaca dan menulis adalah sebagai berikut :
a) Memupuk dan mengembangkan kemampuan
murid untuk memahami dan melaksanakan cara membaca dan menulis dengan baik dan
benar, b) Melatih dan mengembangkan
kemampuan murid agar terampil mengubah huruf dalam kata menjadi suara dan
terampil menulis bunyi/suara yang didengarnya. c) Melihat keterampilan murid untuk memahami
kata-kata yang dibaca dan mengingat arti dengan baik, d) Melatih keterampilan murid untuk dapat
menetapkan arti tertentu dari sebuah kata dalam konteks kalimat.
Oleh karena itu, peneliti bersama
guru bermaksud untuk mengatasi permasalahan di atas dengan mengadakan suatu
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul “ Upaya Meningkatkan Keterampilan Menulis Karangan Argumentasi
Menggunakan Pendekatan Proses pada Murid Kelas V SD Inpres Bontocinde Tacciri Kecamatan Barombong Kabupaten Gowa ”.
B.
Masalah Penelitian
1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah
diuraikan, diidentifikasi masalah-masalah yang akan diteliti untuk memudahkan
pemecahan masalah penelitian yang dianggap paling penting untuk ditemukan
jawabannya, antara lain:
a) Murid
kesulitan dalam menentukan tema dan topik sebuah karangan.
b) Kurangnya
pengalaman belajar menulis karangan pada murid.
c) Kurangnya
pemahaman murid tentang pengembangan kata sehingga murid sulit mengembangkan
cerita sesuai pengalamannya.
2. Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang di atas, maka penulis mengemukakan masalah adalah Apakah dengan
menggunakan pendekatan proses dapat meningkatkan kemampuan menulis karangan
argumentasi murid kelas V SD Inpres Bontocinde Tacciri Kecamatan Barombong Kabupaten Gowa.
3. Pemecahan Masalah
a) Melibatkan murid secara langsung
dengan objek nyata.
b) Mengarahkan murid untuk menemukan
konsep-konsep terhadap materi yang dipelajari.
c) Memberikan kesempatan kepada murid
untuk bertanya.
d) Mendorong murid untuk menemukan
konsep-konsep baru.
e) Mendorong murid untuk belajar menggunakan metode ilmiah.
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian dari
penulisan PTK ini adalah untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan
argumentasi murid kelas V SD Inpres Bontocinde Tacciri Kecamatan Barombong Kabupaten Gowa melalui
pendekatan keterampilan proses.
D.
Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoretis
a) Melalui penelitian diharapkan guru
Sekolah Dasar memiliki pengetahuan tentang penggunaan pendekatan proses dalam
pembelajaran di Sekolah Dasar khususnya pada kelas V sebagai salah satu bentuk
inovasi pendidikan.
b) Dengan adanya penelitian ini
diharapkan dapat menambah wawasan penulis tentang penggunaan pendekatan proses
dalam proses pembelajaran.
c) Menjadi bahan pertimbangan bagi
praktisi pendidikan lainnya dalam membuat kebijakan pendidikan.
2. Manfaat Praktis
a) Dapat dijadikan pengalaman bagi
guru, khususnya guru yang mengajar pada kelas V dalam upaya maningkatkan
pemahaman murid pada materi menulis.
b) Melalui penelitian ini diharapkan
murid mendapat kesempatan dan pengalaman belajar menulis khususnya kelas V SD Inpres Bontocinde
Tacciri
Kecamatan Barombong Kabupaten Gowa.
c) Menjadi bahan masukan bagi peneliti
dan calon peneliti lainnya dalam melakukan penelitian dengan objek yang sama.
d) Sebagai masukan kepada pihak
sekolah, agar dalam proses belajar mengajar lebih menekankan penggunaan
pendekatan proses dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan ke depan.
E.
Definisi Operasional
Memudahkan pembaca memahami variabel
penelitian ini, maka didefinisikan variabel sebagai berikut:
1. Menulis adalah kegiatan
menyampaikan pesan dengan menggunakan bahasa tulis.
2. Karangan argumentasi adalah
karangan yang dibuat berisi penjelasan-penjelasan dan pembuktian.
3. Keterampilam proses adalah
pendekatan yang digunakan untuk memudahkan murid menulis karangan argumentasi
terdiri atas tiga tahap yaitu pra menulis, penulisan dan merevisi.
BAB
II
KERANGKA TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN
A.
KERANGKA
TEORI
1.
Pengertian Menulis
Dalam kurikulum tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) 2006 ada empat kompetensi
yang harus dikuasai oleh murid SD khususnya dalam pembelajaran bahasa
Indonesia yaitu kompetensi membaca, menulis, berbicara dan menyimak. Pada keterampilan
menulis harus segera dikuasai oleh murid di SD, karena dengan kemampuan dan
keterampilan menulis ini secara langsung berkaitan dengan seluruh proses murid
di Sekolah.
Anak-anak
sudah terdorong untuk menulis jauh sebelum anak masuk TK. Mereka sering
kelihatan memegang alat tulis dan sibuk menulis. Hasil tulisannya walaupun
masih berupa corat-coret atau gambar, jika mereka ditanya menulis apa, mereka
akan menjawab sesuai dengan apa yang akan mereka maksudkan. Mereka menulis
dengan cara mereka sendiri. Hal ini sebagai bukti bahwa anak belajar bahasa,
berkembang pengetahuannya, membaca-menulis secara alamiah di rumah dan di
masyarakat berkembang secara bersamaan. Burn, dkk ( Muhammad Amier, 2007:40 ).
Tarigan ( Haryadi, 1996:77 ) mengemukakan bahwa Menulis
adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafis yang menggambarkan
suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang
grafis tersebut.. Menurut Syamsuddin (Hasani,
2005:1) Menulis
adalah aktivitas seseorang dalam menuangkan ide-ide, pikiran, dan
perasaan secara logis
dan sistematis
dalam bentuk tertulis sehingga pesan tersebut dapat dipahami oleh pembaca. Menurut Hasani (2005:2) Menulis merupakan
keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak
langsung. Menulis merupakan kegiatan yang produktif dan ekspresif, sehingga
penulis harus mampu memanfaatkan kemampuan dalam menggunakan tata tulis,
struktur bahasa, dan kosakata.
Menurut Akhadiah ( Haryadi, 1996:78 ) mengatakan bahwa “menulis sebagai
suatu proses terdiri atas lima tahap, Yaitu (1) pra menulis, (2) Menulis, (3)
Merevisi, (4)
Mengedit,
dan
(5) Mempublikasikan. Pada pra menulis murid diberi kesempatan menentukan apa
yang akan ditulis dan sistimatika tulisan, murid mengumpulkan bahan-bahan
tulisan dengan menggunakan buku-buku dan sumber lainnya untuk memudahkan dalam
penulisan.
2.
Tahapan Menulis
Menurut Akhadiah (Haryadi, 1996:79) Di dalam menulis, ada beberapa
tahap yang perlu diperhatikan diantaranya:
1) Tahap Pramenulis
Tahap ini merupakan tahap persiapan. Pada
tahap ini seorang penulis melakukan berbagai kegiatan, misalnya menemukan ide
gagasan, menentukan judul karangan, menentukan tujuan, memilih bentuk atau
jenis tulisan, membuat kerangka dan mengumpulkan bahan-bahan ide tulisan dapat
bersumber dari pengalaman, observasi, bahan bacaan, dan imajinasi. Oleh karena
itu pada tahap pramenulis kadang diperlukan stimulus untuk merangsang munculnya
respon yang berupa ide atau gagasan. Kegiatan ini dapat dilakukan melalui
berbagai aktivitas, misalnya membaca buku, surat kabar, majalah dan sejenisnya,
menyimak warta berita, pidato, khotbah, diskusi, dan seminar ;karya wisata,
rekreasi dan sebagainya.
menulis, seperti halnya pemanasan
bagi orang yang berolahraga. Menurut Suparno (Warda, 2009) mengatakan bahwa:
Tahap ini merupakan fase mencari, menemukan, dan mengingat
kembali pengetahuan atau pengalaman yang diperoleh dan diperlukan penulis.
Tujuannya adalah untuk mengembangkan isi serta mencari kemungkinan-kemungkinan
lain dalam penulisan sehingga apa yang ingin ditulis dapat disajikan dengan
baik.
Kegiatan pada prapenulisan
tampaknya sepele, tidak aneh bila banyak orang yang mengabaikannya. Padahal
fase ini, sangat menentukan aktifitas dan hasil menulis berikutnya. Persiapan
yang baik sangat memungkinkan untuk mengumpulkan bahan secara terarah, mengait
padukan antar gagasan secara runtut, serta membahasnya secara kaya, luas dan
dalam. Sebaliknya tanpa persiapan yang memadai banyak kesulitan yang kita
temukan sewaktu menulis. Walaupun dipaksakan selesai, maka kita mungkin akan
kecewa atau tertawa geli melihat tulisan yang kita buat.
Pada fase prapenulisan ini terdapat
aktivitas memilih topik, menetapkan tujuan dan sasaran, pengumpulan bahan atau
informasi yang diperlukan, serta mengorganisasikan ide atau gagasan dalam
bentuk kerangka karangan.
2) Tahap Menulis
Tahap
menulis dimulai dengan menjabarkan ide kedalam bentuk tulisan. Ide-ide itu
dituangkan kedalam bentuk kalimat dan paragraf. Selanjutnya, paragraf-paragraf
itu dirangkaikan menjadi satu karangan yang utuh. Pada tahap ini diperlukan
pula berbagai pengetahuan kebahasaan dan teknik penulisan. Pengetahuan
kebahasaan digunakan untuk pemilihan kata, penentuan gaya bahasa, pembentukan
kalimat, sedangkan teknik penulisan untuk penyusunan paragraf sampai dengan
penyusunan karangan secara utuh.
Apabila
pada tahap pramenulis belum ditentukan judul karangan, maka pada akhir tahap
ini, penulis dapat menentukan judul karangan. Beberapa persyaratan yang perlu
diperhatikan pada saat menentukan judul, antara lain (1) singkat, (2)
provokatif, (3) relevan dengan isi. Di samping itu, perlu diingat bahwa judul
sebaiknya disusun dalam bentuk frase bukan kalimat.
Seperti telah kita ketahui,
struktur karangan terdiri atas bagian awal, isi, dan akhir. Awal karangan
berfungsi untuk memperkenalkan dan sekaligus menggiring pembaca terhadap pokok
tulisan kita. Bagian ini sangat menentukan pembaca untuk menunjukkan kegiatan
bacanya, karena kesan pertama begitu menentukan. Karena itu, diupayakan awal
karangan semenarik mungkin.
Isi karangan menyajikan bahasan
topik atau
ide utama karangan, berikut hal-hal yang memperjelas atau mendukung ide
tersebut seperti contoh, ilustrasi, informasi, bukti atau alasan. Akhir
karangan berfungsi untuk mengembalikan pembaca pada ide-ide inti karangan
melalui perangkuman atau penekanan ide-ide penting. Bagian ini berisi
kesimpulan dan dapat ditambah rekomendasi atau saran bila diperlukan.
3) Tahap Merevisi
Pada tahap merevisi dilakukan koreksi terhadap
keseluruhan karangan. Koreksi dilakukan terhadap berbagai aspek, misalnya struktur
karangan dan kebahasaan. Struktur karangan meliputi penataan ide pokok dan ide
penjelas, serta sistematika dan penalarannya. Sementara itu, aspek kebahasaan
meliputi pilihan kata, struktur bahasa, ejaan, dan tanda baca. Pada tahap
revisi masih dimungkinkan mengubah judul karangan apabila judul yang telah
ditentukan dirasakan kurang tepat.
Pada
revisi ringan, seperti yang disebabkan oleh kesalahan unsur-unsur mekanik, kegiatan perbaikan
itu biasanya dilakukan bersamaan dengan penyuntingan. Tetapi untuk revisi berat
misalnya karena kesalahan urutan gagasan, contoh atau ilustrasi, cara
pengembangan, penyampaian penjelasan atau bukti. Kegiatan perbaikan itu
biasanya dilakukan setelah penyuntingan selesai. Bila perbaiakan itu mendasar, maka kegiatan
revisi berat ini biasanya diikuti dengan penulisan kembali karangan.
3) Karangan Argumentasi di Sekolah Dasar
Pada kegiatan menulis bukan panjang
tulisan yang diharapkan melainkan kejelasan isi tulisan serta defenisi
pemakaian dan pemilihan kata. Selama
kegiatan ini murid perlu disadarkan bahwa ada berbagai kemungkinan cara
penataan atau menyusun kata. Oleh karena itu, penting sekali bahwa murid
mendapat kesempatan dari temannya dengan saling membaca hasil tulisan sesama
teman.
Kemampuan menulis merupakan salah
satu jenis kemampuan berbahasa tulis yang produktif, artinya kemampuan menulis
ini merupakan kemampuan yang menghasilkan, dalam hal ini menghasilkan tulisan.
Menurut Budiasih (Warda, 2009)
mengatakan
bahwa:
Menulis
merupakan kegiatan yang memerlukan kemampuan yang bersifat kompleks. Kemampuan
yang diperlukan antara lain kemampuan berpikir secara teratur dan logis,
kemampuan mengungkapkan pikiran atau gagasan secara jelas, dengan menggunakan
bahasa yang efektif, dan kemampuan menerapkan kaidah tulisan-tulisan dengan
baik.
Menurut
Kosasih (Umri
Nur’aini 2008:35) mengatakan bahwa “Karangan adalah bentuk tulisan yang
mengungkapkan pikiran dan perasaan pengarang dalam satu kesatuan tema yang
utuh”. Karangan diartikan pula dengan rangkaian hasil pemikiran atau ungkapan
perasaan dalam bentuk tulisan yang teratur.
1. Perencanaan Karangan
Penyusun karangan sebaiknya
dilakukan dengan perencanaan sebagai berikut:
a. Menentukan Tema, dan Tujuan
Karangan
Tema adalah sesuatu yang menjadi
dasar cerita. Tema selalu berkaitan dengan berbagai pengalaman kehidupan,
seperti masalah cinta, kasih, rindu, takut, maut, dan religius. Dalam hal
tertentu, tema sering disinonimkan dengan ide atau tujuan utama cerita. Untuk merumuskan tema yang baik dipergunakan ukuran
sebagai berikut:
1). Menarik perhatian penulis
Topik yang menarik perhatian penulis akan
memungkinkan penulis berusaha untuk secara serius mencari data yang penting dan
relevan dengan masalah yang ia karang. Penulis akan terdorong terus menerus
agar karangannya itu dapat diselesaikan dengan sebaik-baiknya. Sebaliknya suatu
topik yang sama sekali tidak disenangi, dapat menimbulkan kesalahan apabila
terdapat hambatan-hambatan. Penulis tidak akan berusaha menemukan data dan
fakta dalam memecahkan persoalan-persoalan yang ia hadapi.
2). Dikuasai penulis
Topik yang digarap harus pula
dikuasai penulis. Sekurang-kurangnya ia mengetahui hal-hal yang mendasar dari
persoalan yang hendak dikarangnya. Idealnya, topik itu merupakan sesuatu yang
lebih diketahui penulis dari pada pembacanya.
3). Menarik dan aktual
Suatu karangan disusun tidak lain
untuk dibaca oleh orang lain. Oleh karena itu, minat pembaca merupakan hal
penting yang harus diperhatikan oleh penulis. Walaupun yang menarik minat-minat
itu bergantung pada situasi dan latar belakang pembaca itu sendiri. Namun
hal-hal berikut merupakan sesuatu yang dimintai masyarakat secara umum yang
aktual, penting, penuh konflik, rahasia, humor, atau hal-hal lain yang
bermanfaat bagi pembacanya.
4). Ruang lingkup terbatas
Apabila topik itu terlalu luas,
pembahasannya akan dangkal. Pada akhirnya karangan itu tidak menarik pada
pembaca. Pembatasan ruang lingkup topik, memungkinan untuk penulis untuk
mengarang dengan penuh keyakinan dan percaya diri. Pembatasan topik dapat
memberikan kesempatan bagi penulis untuk menelaah dan meneliti masalah yang
akan ditulisnya secara intensif.
b. Merumuskan judul karangan
Erat kaitannya dengan topik atau
tema serta tujuan karangan, adalah judul. Apabila topik merupakan gagasan pokok
yang akan dibahas, maka judul merupakan nama yang diberikan untuk bahasan atau
karangan itu. Judul berfungsi pula sebagai slogan promosi untuk menarik minat
pembaca dan sebagai gambaran isi karangan. Sering kali judul dirumuskan lebih
dulu sebelum karangan dibuat. Namun demikian, judul dapat pula dirumuskan
setelah karangan itu selesai.
c. Mengumpulkan Bahan/Data
Untuk memperkaya pemahaman dan
pengetahuannya, seorang penulis harus mengumpulkan data, informasi, atau
pengetahuan tambahan yang berkaitan dengan tema karangan. Menurut Kosasih (Warda, 2009) mengatakan bahwa “pengumpulan
data dapat dilakukan dengan membaca bahan acuan tertentu,yang mengadakan
wawancara, atau pengamatan lapangan”. Kita dapat langsung mengamati objek yang
akan kita karang dan dapat pula kita mengadakan percobaan. Kedua cara tersebut
penting dilakukan agar data yang kita peroleh lebih mantap dan tidak meragukan.
d. Cara Pengakhiran dan Penyimpulan.
Baik dari pengakhiran maupun
penyimpulan, sama-sama terletak pada bagian penutup suatu karangan. Jadi, dari
segi letak, keduanya memiliki persamaan. Bedanya dalam hal fungsi dan cara
perumusannya. Pengakhiran merupakan bagian bacaan yang fungsinya menandakan
bahwa bacaan itu selesai atau sudah berakhir. Bagian pengakhiran masih
merupakan uraian, yang fungsinya sebagai penutup dari satu perincian. Hubungan
antara bagian pengakhiran dengan bagian sebelumnya terbentuk dalam pola
umum-khusus.
2. Kerangka Karangan dan Jenisnya
Kerangka karangan adalah rencana
kerja yang memuat garis besar suatu karangan. Manfaat kerangka karangan :
a. Memudahkan penyusunan karangan sehingga karangan menjadi
lebih sistematis dan teratur.
b. Memudahkan penempatan antara
bagaian karangan yang penting dengan yang tidak penting.
c. Menghindari timbulnya pengulangan
bahasa.
d. Membantu pengumpulan data dan
sumber-sumber yang diperlukan.
Menurut Yunus (Warda, 2009) mengatakan bahwa “berdasarkan
bentuknya, kerangka karangan dapat dibedakan kedalam bentuk kerangka kalimat dan kerangka topik”.
a. Kerangka kalimat
Kerangka kalimat merupakan suatu bentuk kerangka karangan
yang berupa pertanyaan-pertanyaan lengkap, yang perumusannya berupa kalimat berita
atau kalimat
tanya.
b. Kerangka topik
Kerangka topik dinyatakan dalam kata atau frase. Dari segi
kejelasannya. Kerangka
topik tidak
sejelas kerangka kalimat, kerangka topik sifatnya lebih longgar dan tidak kaku.
Penyusunannya pun lebih mudah.
Langkah-langkah penyusunan kerangka karangan adalah sebagai
berikut :
a). Mencatat semua ide. Langkah ini dilakukan setelah
penentuan topik/tema dan tujuan karangan. Dalam langkah ini semua ide yang
muncul berkenaan dengan topik karangan, diinventariskan tanpa kecuali.
b). Menyeleksi ide-ide. Dasar penyelesaiannya adalah :
(1) Relevan tidaknya ide dengan topik/ tujuan kerangka, (2)
penting tidaknya ide tersebut untuk dibahas, (3) Disukai tidaknya ide tersebut
oleh penulis, dan (4) Ada
tidaknya data atau bahan penunjang untuk membahasnya.
3).
Jenis-jenis Paragraf
Kriteria yang lazim digunakan dalam penjenisan paragraf
adalah posisi atau tempat kalimat topik dalam paragraf. Berdasarkan kriteria tersebut, ada
tiga jenis paragraf yang perlu murid ketahui. Jenis pertama adalah paragraf
deduktif, kedua paragraf induktif, dan ketiga paragraf kombinasi deduktif dan
induktif. Jenis paragraf ini memiliki kalimat topik pada bagian awal paragraf
dan kalimat-kalimat pengembangan setelah kalimat topik. Hal ini berarti bahwa
gagasan dasar dikemukakan lebih dulu dan gagasan-gagasan pengembang isi
paragraf dikemukakan kemudian.
4).
Prosedur Menulis Karangan Argumentasi
Penulisan
suatu karangan argumentasi bertolak dari suatu topik. Topik yang sering disebut
pokok persoalan, merupakan tempat mencari argumen. Sejalan dengan pendapat Keraf (Warda, 2009) mengatakan bahwa “pokok persoalan
terdiri atas bagian-bagian pengalaman yang diturunkan berupa kesatuan proposisi
bagi suatu argumen”.
Dalam
praktiknya, kenyataan yang ada mengenai sebuah topik dirimuskan dalam
pernyataan faktual yang mencerminkan kembali persepsi kita mengenai kenyataan
itu. Dengan kenyataan yang faktual itu, berarti proposisi haruslah mengundang
kebenaran.
Salah
satu kemampuan yang harus
dimiliki seseorang dalam menulis argumentasi adalah kemampuan berpikir logis.
Kemampuan ini penting dikuasai karena menulis merupakan perwujudan retorika, unsur pokok retorika adalah
kemampuan berpikir secara logika atau kemampuan berpikir rasional.
4)
Tujuan Pendekatan Proses
Menurut Semiawan (Warda, 2009) Pendekatan proses pada hakikatnya
adalah suatu pengelolaan kegiatan belajar mengajar yang berfokus pada pelibatan
murid secara aktif dan kreatif dalam proses pemerolehan hasil belajar. Menurut
(Sahrudin, 2009) Pengertian
pendekatan proses adalah pendekatan yang memberikan pengetahuan terhadap siswa
mengenai hakikat ilmu pengetahuan dan siswa sendiri yang menemukan fakta dan
konsepnya. Pendekatan
keterampilan ini dipandang sebagai pendekatan yang oleh banyak pakar paling
sesuai dengan pelaksanaan pembelajaran disekolah dalam rangka menghadapi
pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi yang semakin cepat
dewasa ini.
Samatowa (Warda, 2009) mengemukakan bahwa keunggulan
Pendekatan proses di dalam proses pembelajaran antara lain:
1) Murid terlibat langsung dengan objek nyata
sehingga dapat mempermudah pemahaman murid terhadap materi pelajaran.
2) Murid menemukan sendiri
konsep-konsep yang dipelajari.
3) Melatih murid untuk berpikir secara
kritis.
4) Melatih murid untuk bertanya dan
terlibat lebih aktif dalam pembelajaran.
5) Mendorong murid
untuk menemukan konsep-konsep baru.
6) Memberi kesempatan kepada murid
untuk belajar menggunakan metode ilmiah.
Menurut (Sahrudin, 2009) Pendekatan Keterampilan
Proses di SD yaitu:
a) Siswa mengklasifikasikan objek
menurut bentuk, jumlah, dan ukurannya.
b) Membuat model dan
mempergunakan alat-alat peraga dalam proses pembelajaran.
c) Siswa mampu membuat hipotesis
dalam mengamati suatu objek.
d) Membuat generalisasi dengan
menarik kesimpulan dari hal-hal yang khusus.
e) Siswa mampu membuat inferensi
berdasarkan objek yang diamati.
f) Siswa menginterpretasikan data
yaitu mampu mengolah data.
g) Mengambil keputusan
berdasarkan alternatif yang dipilih.
Pendekatan keterampilan proses akan
efektif jika sesuai dengan kesimpulan intelektual. Oleh karena itu, pendekatan
keterampilan proses harus tersusun menurut urutan yang logis sesuai dengan tingkat kemampuan dan
pengalaman murid. Misalnya sebelum melaksanakan penelitian, murid terlebih
dahulu harus mengobservasi atau mengamati dan membuat hipotesis. Alasannya
tentulah sederhana, yaitu agar murid dapat menciptakan kembali konsep-konsep
yang ada dalam pikiran dan mampu mengorganisasikannya.
Selain itu, Usman (Warda, 2009) menggolongkan pendekatan proses
adalah sebagai berikut:
1. Pengamatan, yaitu keterampilan
mengumpulkan data atau informasi melalui penerapan indera.
2. Menggolongkan (mengklasifikasikan),
yaitu ketermpilan menggolongkan benda, kenyataan, konsep, nilai atau
kepentingan tertentu. Untuk membuat penggolongan perlu ditinjau persamaan dan
perbedaan antara benda, kenyataan, konsep sebagai dasar penggolongan.
3. Menafsirkan (menginterprestasikan),
yaitu keterampilan menafsirkan sesuatu berapa benda, kenyataan, konsep dan
informasi yang telah dikumpulkan melalui pengamatan, perhitungan, penelitian
atau eksperimen.
4. Meramalkan, yaitu mengantisipasi
atau mengumpulkan suatu hal yang akan terjadi pada waktu yang akan datang
berdasarkan perkiraan atas kecenderungan, pola tertentu, hubungan antara data,
atau informasi. Misalnya, berdasarkan pengalaman tentang keadaan cuaca
sebelumnya, murid dapat meramalkan keadaan cuaca yang akan terjadi.
5. Menerapkan yaitu menggunakan hasil
belajar berupa informasi, kesimpulan, konsep, hukum, teori dan keterampilan.
Melalui penerapan hasil belajar dapat dimanfaatkan, diperkuat, kembali atau
dihayati.
6. Merencanakan penelitian, yaitu
keterampilan yang amat penting karena menentukan hasil tidaknya melakukan
penelitian. Keterampilan ini perlu dilatih karena selama ini pada umumnya
kurang diperhatikan dan kurang terbina.
B.
Hipotesis Tindakan
Jika pendekatan keterampilan proses
digunakan pada pembelajaran menulis karangan argumentasi kelas V, maka
pemahaman murid terhadap penulisan karangan argumentasi kelas V Sekolah Dasar
Inpers Bontocinde Tacciri
Kecamatan Barombong Kabupaten Gowa dapat ditingkatkan.
BAB III
METODE
PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini termasuk penelitian survey. Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
berdaur ulang (siklus) yang terdiri atas empat tahap, yaitu: perencanaan,
pelaksanaan, observasi, dan refleksi.
B.
Lokasi dan
Subjek Penelitian
1. Lokasi
Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Inpers Bontocinde
Tacciri Kecamatan
Barombong Kabupaten Gowa. Kondisi gedung dalam keadaan normal, terdapat 1 buah
papan tulis, 1 buah meja guru,1 buah lemari,
27 meja dan kursi murid.
2. Subjek
Penelitian
Kelas
V Sekolah Dasar Inpers Bontocinde Tacciri Kecamatan Barombong Kabupaten Gowa. Dengan
jumlah murid sebanyak 25 orang murid terdiri atas 12 orang laki-laki dan 13
orang perempuan. Prestasi tertinggi murid 80,5, sedang 70,5 dan terendah 60,5.
Pendidikan rata-rata orang tua murid Sekolah Dasar (SD).
C.
Faktor –
Faktor yang Diselidiki
1.
Faktor Proses
Melalui interview dan observasi
kepada guru dan murid kelas V.
Dari hasil interview di peroleh data tentang kemampuan menulis karangan
argumentasi murid kelas V SD Inpres
Bontocinde Tacciri Kecamatan
Barombong Kabupaten Gowa masih kurang, yaitu sulit menentukan tema dan topik
sebuah karangan. Hasil observasi terhadap guru terungkap, antara
lain:
1)
guru tidak membimbing murid untuk menulis contoh karangan argumentasi.
2)
murid tidak dilatih membuat kerangka karangan.
3)
murid tidak diberi kesempatan untuk mengumpulkan data atau bahan pelengkap
dalam membuat suatu karangan argumentasi.
4) murid tidak dilatih untuk menemukan tema
atau topik sebuah karangan.
5) hasil menulis karangan argumentasi di bawah
50%.
2.
Faktor Hasil
Hasil
teks terhadap murid kelas V SD Inpres Bontocinde Tacciri Kecamatan Barombong Kabupaten Gowa
terungkap:
1)
12 murid sulit menentukan tema dari sebuah karangan.
2)
8 murid sulit menarik kesimpulan
dari suatu karangan, dan
3)
5 murid yang kesulitan dalam membuat kerangka karangan. Berdasarkan hal tersebut di atas dapat dipengaruhi oleh
beberapa faktor:
1)
pemahaman guru terhadap proses pembelajaran menulis karangan argumentasi belum maksimal
dan,
2)
guru tidak memberikan bimbingan kepada murid dalam membuat langkah-langkah pembuatan kerangka
karangan.
D. Rencana dan Prosedur PTK
Jenis penelitian ini adalah
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) berdaur ulang (siklus) yang terdiri atas empat
tahap, yaitu: perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Untuk lebih
jelasnya digambarkan dalam bentuk bagan sebagai berikut:
Permasalahan
|
Alternatif
Pemecahan (Rencana Tindakan I)
|
Perlaksanaan
Tindakan I
|
Refleksi I
|
Belum Tuntas
|
Analisis Data
|
Alternatif
Pemecahan (Rencana Tindakan II)
|
Perlaksanaan
Tindakan II
|
Observasi
(Monitoring)
|
Refleksi II
|
Berhasil
|
Kesimpulan
|
Analisis Data II
|
Observasi
(Monitoring)
|
Bagan 1.2 Skema PTK yang diadaptasi Arikunto
(Warda,
2009).
Dalam melakukan penelitian
penulis menempuh suatu tindakan penelitian melalui dua siklus. Pada siklus
pertama penulis mengdiagnosis masalah, pada siklus pertama setelah mengadakan
observasi penulis mengadakan persiapan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran
dan mengevaluasi murid dan mengadakan evaluasi hasil belajar. Dan pada siklus
kedua setelah mengadakan observasi penulis mengadakan langkah persiapan
pembelajaran, dan melaksanakan pembelajaran serta melakukan evaluasi dan
menarik sebuah kesimpulan dan menggunakan pendekatan keterampilan proses.
Secara umum kegiatan pelaksanaan tindakan adalah sebagai berikut:
a) Tahap Perencanaan Tindakan
Perencanaan tindakan adalah
persiapan perencanaan pembelajaran menulis dengan menggunakan pendekatan
keterampilan proses, dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Menyamakan persepsi antara
guru dengan peneliti, guru dan teman sejawat tentang penggunaan pendekatan
keterampilan proses dalam pembelajaran menulis karangan argumentasi.
2. Secara leboratif menyusun
rencana tindakan pembelajaran.
3. Menentukan bahan dan media
pembelajaran yang digunakan.
4. Menyusun rambu-rambu instrumen
data keberhasilan guru maupun instrumen data keberhasilan murid, berupa data
observasi, pedoman wawancara dan tes.
5. Peneliti memberikan bimbingan
kepada guru dan teman sejawat cara mengimplementasikan rencana pembelajaran
siklus I sebelum pelaksanaan tindakan.
b) Tahap Pelaksanaan Tindakan
Pada tahap ini
diimplementasikan rencana kegiatan yang telah disusun secara kolaboratif,
sehingga pada kegiatan penelitian dengan menggunakan pendekatan keterampilan
proses akan melalui dua siklus kegiatan. Setiap siklus terdiri dari empat fase
yaitu: 1) rencana tindakan, 2) pelaksanaan, 3) observasi, dan 4) refleksi.
c) Tahap Observasi
Pada tahap ini dilakukan untuk
mengamati serangkaian tindakan dalam penelitian baik selama proses maupun saat
selesainya tindakan. Fokus observasi adalah guru dan murid. Aktivitas guru
dapat diamati mulai tahap pembelajaran, saat pembelajaran, dan akhir
pembelajaran. Data aktivitas guru dan murid diperoleh dengan menggunakan format
observasi, pedoman wawancara, dan tes seperti pada lampiran.
d) Tahap Refleksi
Tahap refleksi adalah
serangkaian tindakan dalam penelitian yang mencakup kegiatan menganalisis,
memahami, menyelesaikan, dan menyimpulkan pengamatan hasil dari refleksi
menjadi informasi tentang sesuatu yang terjadi yang diperlukan sebagai dasar
perencanaan kegiatan berikutnya.
Untuk keberhasilan dapat dilihat dari aspek guru
dan murid. Keberhasian dari guru dapat dilihat dari kemampuan
mengimplementasikan perencanaan pembelajaran melalui tiga tahap yaitu, tahap awal, inti, dan akhir kegiatan
pembelajaran dengan menggunakan pendekatan keterampilan proses.
Tindakan pada materi ini
berlangsung 2 siklus apabila pada tindakan pertama berhasil sesuai apa yang
ingin dicapai, maka akan dilakukan tindakan kembali sampai memenuhi kriteria
pencapaian target
yang telah ditentukan, dan siklus tindakan akhir atau dihentikan apabila:
1. Hasil pengamatan telah
menunjukkan bahwa pelaksanaan proses pembelajaran telah tercapai.
2. Hasil wawancara telah
memberikan informasi bahwa murid merasa senang dalam mengikuti proses
pembelajaran.
3. Tes yang telah diberikan pada
akhir tindakan dapat diselesaikan murid baik murid yang berkemampuan rendah,
sedang maupun tinggi.
Dalam penelitian ini murid
belum pernah belajar tentang menulis karangan argumentasi dengan menggunakan
pendekatan keterampilan proses. Oleh karena itu, pembelajaran dilaksanakan
dalam satu kelas yang terdiri dari 25 orang murid yang merupakan subjek dari
penelitian ini.
E. Instrumen Penelitian
Pada tahap ini dilakukan Fokus observasi untuk mengamati
serangkaian tindakan dalam penelitian baik selama proses maupun saat selesainya
tindakan. Data aktivitas guru dan murid diperoleh dengan menggunakan lembar observasi, pedoman wawancara,
dan tes tertulis.
F.
Teknik Pengumpulan Data
Menurut Arikunto (Warda, 2009) Pengumpulan data dalam
penelitian ini diperoleh dari tes, wawancara, dan obervasi dengan uraian
sebagai berikut:
1. Observasi yaitu salah satu
cara untuk mengambil data aktivitas murid dan guru dengan menyiapkan format
observasi, sesuai perencanaan pengajaran yang telah dibuat yang terdiri atas
bagian awal, inti dan penutup.
2. Tes dilakukan untuk memperoleh
data kemampuan menulis karangan argumentasi murid. Tes ini digunakan setiap
akhir siklus.
3. Wawancara dilakukan untuk
menjaring data pelengkap.
G.
Teknik Analisis Data
Analisis data dalam penelitian
ini dilakukan sebelum
dan sesudah pengumpulan
data. Analisis data dilakukan dengan membandingkan hasil perolehan data dari
guru dan murid pada tahap refleksi dan siklus penelitian. Data terkumpul
disetting untuk memperoleh informasi tentang perkembangan pembelajaran termasuk
aspek kognitif, afektif dan psikomotor yang dimiliki oleh murid.
Perkembangan-perkembangan setiap siklus dapat menjadi acuan untuk melihat
tingkat keberhasilan penelitian. Aspek yang diamati dalam penelitian ini adalah
hasil kerja murid (tes formatif, lembar kerja murid dan aktivitas guru dan
murid selama pembelajaran). Arikunto (Warda, 2009).
H.
Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan dalam
penelitian tindakan ini meliputi indikator proses dan hasil dalam penelitian
penggunaan pendekatan proses. Dari segi proses ditandai oleh kreatifan murid
dalam pembelajaran.
Adapun kriteria yang digunakan
untuk mengungkapkan kemampuan menulis karangan argumentasi murid adalah sesuai
dengan kriteria standar yang dikemukakan oleh Nurkancana (Warda, 2009) adalah sebagai berikut:
“Tindakan kemampuan 90%-100%
dikategorikan sangat tinggi, 80%-89% dikategorikan tinggi, 65%-79%
dikategorikan sedang, 55%-64% dikategorikan rendah, dan 0%-54% dikategorikan
sangat rendah.
Berdasarkan kriteria tersebut,
maka peneliti menentukan tingkat keberhasilan tindakan pada penelitian ini
dilihat pemahaman murid secara individu pada setiap siklus telah meningkat dan
menunjukkan tingkat pencapaian ketuntasan belajar dengan nilai 7,5.
DAFTAR PUSTAKA
Akhadiah, dkk. 1989. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga.
Amier Muhammad, dkk. 2007. Pendidikan Bahasa Indonesia di Kelas Tinggi Sekolah dasar. Makassar:
Universitas Muhammadiyah Makassar.
Baraja. M.F. 1975. Pelajaran
Mengarang Pengajaran Bahasa Indonesia. Th.
1 No. 3. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Hlm 42-46.
Haryadi, dkk. 1996. Peningkatan Keterampilan Berbahasa Indonesia. Makassar: Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan.
Ningsih Warda. 2009. Meningkatkan Keterampilan Menulis Karangan Argumentasi Menggunakan
Pendekatan Proses pada Murid Kelas V SD. Makassar: Program Strata satu (S1)
Univestitas Negeri Makassar.
Nur’aini Umri, dkk. 2008. Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar
Kelas V. Jakarta: Pusat Perbukuan.
Sahrudin. 2009. Pendekatan
Keterampilan Proses di Sekolah Dasar. Yogyakarta: Education Blog.
Tim Penerbit Buku Kompas. 2002. Pelajaran Mengarang. Jakarta: Penerbit Buku Kompas.
Sumber-sumber lain :
Komentar
Posting Komentar